Jakarta, jurnalpijar.com —
Salah satu penumpang Singapore Airlines Boeing 777-300ER mengatakan, pesawat tersebut mengalami turbulensi dahsyat pada Selasa (21 Mei).
Menurut penumpang Andrew Davies, penerbangan pada awalnya berjalan baik. Dia bahkan tidak ingat adanya guncangan serius.
Davis kemudian melihat tanda sabuk pengaman berkedip. Dia bergegas memakainya.
– Pesawat terasa seperti jatuh. Itu mungkin hanya berlangsung beberapa detik,” kata Davis seperti dikutip CNN.
Namun Davis masih ingat dengan jelas melihat sepatu, iPad, iPhone, bantal, selimut, peralatan makan, piring dan cangkir di dalam mesin terbang.
Turbulensi dilaporkan berlangsung selama 90 detik. Menurut data penerbangan, pesawat turun ribuan kaki dari ketinggian 37.000 kaki menjadi 31.000 kaki.
Davis melanjutkan, “Pria di sebelah saya meminum secangkir kopi, yang langsung tumpah ke tubuh saya dan terbang ke langit-langit.”
Ia juga membantu penumpang Jeff Kitchen yang meninggal dalam penerbangan. Dapur berada tepat di belakang Davis.
“Saya membantu menggendongnya, mengeluarkannya dari kursi dan kami meletakkannya di lantai sehingga beberapa paramedis bisa melakukan CPR,” kata Davis.
Penumpang lainnya, Jafran Azmir, juga bersaksi saat pesawat mengalami turbulensi.
Menurut Azmir, pesawat tiba-tiba turun sangat curam sehingga setiap orang yang duduk dan tidak mengenakan sabuk pengaman langsung terlempar ke atap.
“Ada yang kepalanya terbentur bagasi bagian atas lalu pecah, dipukul di bagian lampu depan dan masker,” ujarnya.
Pesawat SQ-321 terbang dari London (Inggris) menuju Singapura. Namun karena terjadi turbulensi penerbangan dan dialihkan ke Bangkok, Thailand.
Akibat turbulensi tersebut, satu warga negara Inggris meninggal dunia, puluhan orang luka-luka.
Korban luka diangkut ke rumah sakit terdekat di Bangkok.
Pesawat tersebut kini telah tiba di Singapura dengan membawa 131 penumpang dan 12 awak. Sebanyak 79 penumpang lainnya masih dirawat di Bangkok.
Sejauh ini belum ada informasi penyebab turbulensi tersebut. Namun, pengamat menduga getaran tersebut mungkin disebabkan oleh turbulensi udara jernih (CAT). Kondisi ini bisa muncul secara tiba-tiba, meski langit sedang cerah. (Baca baca)
Tinggalkan Balasan