Jakarta, jurnalpijar.com —
Ibu kota India, New Delhi, mengalami panas terik pada Selasa (28 Mei), dengan suhu melonjak hingga 49,9 derajat Celcius.
Departemen Meteorologi India (IMD) telah melaporkan gelombang panas yang parah di wilayah Narela dan Mungeshpur di New Delhi.
AFP melaporkan, gelombang panas diperkirakan akan berlangsung hingga hari ini (29 Mei).
India sering menderita panas terik. Pada Mei 2022, suhu mencapai 49,2 derajat Celcius di banyak tempat di Delhi.
Namun penelitian bertahun-tahun menemukan bahwa perubahan iklim membuat gelombang panas lebih lama, lebih sering, dan lebih intens.
Pejabat New Delhi juga memperingatkan kemungkinan kekeringan akibat gelombang panas yang mengganggu pasokan air di beberapa daerah.
Oleh karena itu, Menteri Pengairan Atishi Marleena mendesak masyarakat untuk memiliki “tanggung jawab bersama” untuk menggunakan air secara bijak dan tidak menyia-nyiakannya.
“Untuk mengatasi masalah kelangkaan air, kami telah mengambil beberapa langkah seperti penyediaan air dua kali sehari di banyak daerah menjadi satu kali sehari,” kata Atishi.
Ia juga mengatakan bahwa air yang efisien akan dialokasikan dan didistribusikan di daerah-daerah yang kekurangan air di mana pasokan air hanya tersedia selama 15 hingga 20 menit sehari.
IMD memperingatkan dampak gelombang panas ini terhadap kesehatan, terutama bagi bayi, lansia, dan penderita penyakit kronis.
Negara tetangga India, Pakistan, juga mengalami panas yang lebih hebat, dengan suhu di provinsi Sindh mencapai 52 derajat Celcius. Ini merupakan suhu musim panas tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Suhu ekstrem di seluruh Asia selama sebulan terakhir kemungkinan besar akan diperburuk oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, kata sebuah kelompok ilmuwan internasional.
(dan/DNA)
Tinggalkan Balasan