Menu

Mode Gelap

Teknologi · 21 Jul 2024

CrowdStrike Butuh 5 Hari Perbaiki Sistem Penyebab Microsoft Down


					CrowdStrike Butuh 5 Hari Perbaiki Sistem Penyebab Microsoft Down Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Pemadaman internet global yang disebabkan oleh proses pembaruan perangkat lunak CrowdStrike berdampak pada beberapa lini global, termasuk rumah sakit, sistem penerbangan, dan komputer yang melayani kepentingan publik. 

Dampaknya begitu luas sehingga beberapa maskapai penerbangan terpaksa membatalkan penerbangan. Beberapa rumah sakit juga membatalkan jadwal operasi karena operator 911 tidak dapat merespons keadaan darurat.

Pada Jumat (19/7), CrowdStrike yang berbasis di Austin, Texas menciptakan perangkat lunak yang dapat digunakan oleh perusahaan multinasional, lembaga pemerintah, dan sejumlah organisasi untuk melindungi diri mereka sendiri. serangan peretas.

Sayangnya, pembaruan ini membuat komputer mogok saat menjalankan perangkat lunak Microsoft Windows di komputer yang memasang alat baru CrowdStrike.

Ciaran Martin, mantan kepala eksekutif Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris dan profesor di Sekolah Pemerintahan Blavatnik Universitas Oxford, mengatakan insiden tersebut menunjukkan infrastruktur internet global sangat rentan.

“Ini adalah gambaran yang sangat tidak menyenangkan mengenai kerentanan infrastruktur dasar Internet dunia,” katanya, menurut New York Times.

Besarnya kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana perusahaan melakukan pengujian kode sebelumnya.

CEO CrowdStrike George Kurtz mengatakan perusahaannya melakukan kesalahan. Mereka juga akan meningkatkan perangkat lunak yang dirilis.

Ia juga memperingatkan bahwa perlu beberapa waktu agar teknologi kembali normal.

“Kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada pelanggan, wisatawan, dan siapa pun yang terkena dampak ini,” ujarnya.

Di sisi lain, CEO Microsoft Satya Nadella juga menyalahkan CrowdStrike dan mengatakan perusahaannya saat ini terus berupaya membantu pelanggan.

“Membuat sistem kembali online,” katanya. Sementara itu, Apple dan Linux tidak terpengaruh dengan pembaruan perangkat ini.

CrowdStrike membutuhkan setidaknya lima hari untuk memperbaiki semua sistem yang disusupi ini. Ia berjanji akan meningkatkan analisisnya ke depan.

Masalahnya dimulai ketika CrowdStrike mengirimkan pembaruan perangkat lunak yang disebut Falcon Sensor. Segera setelah itu, ketika pengguna menjalankan Microsoft, hal itu menyebabkan mesin mati dan restart tanpa henti.

Di seluruh dunia, para pekerja disebut sebagai “layar biru kematian” di komputer mereka. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengujian pada CrowdStrike.

Berbagai masalah pun langsung muncul, penumpang di Bandara Sydney mengalami penundaan dan pembatalan. Hal serupa juga terjadi di Hong Kong, India, Dubai, Berlin, dan Amsterdam.

Bahkan, lima maskapai penerbangan AS, Allegiant Air, American, Delta, Spirit, dan United, terpaksa membatalkan sementara seluruh penerbangannya.

United Parcel Service dan FedEx juga terkena dampaknya. Pelanggan TD Bank juga melaporkan masalah dalam mengakses akun online mereka.

Insiden tersebut membuat saham CrowdStrike turun 11 persen selama akhir pekan.

(tst/dna)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Risau Ancaman Starlink, China Bakal Buat Konstelasi Satelit Tandingan

20 September 2024 - 15:15

Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan

19 September 2024 - 04:14

Daftar Daerah Terancam Cuaca Ekstrem Saat Kemarau Mulai Menyapa

18 September 2024 - 21:15

Trending di Teknologi