Jakarta, jurnalpijar.com
Setelah mengalami kerusakan pada tahun lalu, Voyager I berhasil memperbaiki sistem transmisi datanya. Pesawat ruang angkasa terjauh di bumi juga dapat menerima sinyal dari empat instrumen sainsnya.
Voyager 1, bersama dengan kembarannya Voyager 2, adalah pesawat ruang angkasa manusia terjauh di Bumi. Mereka kini berada di ruang antarbintang, wilayah di luar heliosfer alias di luar pengaruh gravitasi matahari.
Pesawat luar angkasa itu jatuh tahun lalu dan mulai mengirimkan sinyal aneh setelah terjadi masalah teknis pada salah satu dari tiga komputernya.
“Pesawat luar angkasa Voyager 1 NASA menjalani operasi sains rutin untuk pertama kalinya setelah mengalami masalah teknis pada November 2023,” menurut pernyataan NASA.
Voyager 1 terbang melintasi bintang pada jarak lebih dari 24,389 miliar kilometer dari Bumi.
Menurut LiveScience, jarak pesawat luar angkasa itu sangat jauh sehingga para insinyur harus menunggu 22,5 jam agar perintah mereka dapat mencapainya dan 22,5 jam lagi untuk merespons.
Badan tersebut mengatakan beberapa masalah diselesaikan pada bulan April setelah tim mengirimkan instruksi ke stasiun data penerbangan (FDS) Voyager 1, yang bertanggung jawab untuk mengemas data sains dengan hati-hati sebelum dikirim ke Bumi.
Data yang diminta mencakup informasi mengenai kesehatan dan kondisi Voyager 1.
Setelah menemukan bug pada chip komputer, tim mengembangkan solusi untuk mengubah kode FDS yang berjarak ribuan mil dan mulai memulihkan instrumen Voyager.
Pada 19 Mei, misi tersebut mengirimkan perintah ke pesawat ruang angkasa untuk mulai mengembalikan data sains. Dua dari empat instrumen ilmiah dengan cepat kembali beroperasi normal. Dua alat lainnya memerlukan upaya tambahan.
Namun kini keempat instrumen tersebut telah kembali dengan data sains tersedia, kata NASA.
Keempat instrumen ini mempelajari gelombang plasma, magnet, dan partikel di ruang antarbintang.
Sementara database Voyager 1 telah dicadangkan dan diperlukan lebih banyak pekerjaan untuk memulihkan pesawat ruang angkasa sepenuhnya, menurut laporan tersebut.
Misalnya, para insinyur masih perlu menyinkronkan pengontrol, yang memungkinkan ketiga komputer di pesawat menjalankan perintah secara bersamaan.
Tim akan menangani perekam digital probe, yang menyimpan data pandu gelombang plasma.
Voyager 1 dan Voyager 2 telah mengamati luar angkasa selama sekitar 47 tahun. Mereka adalah pesawat ruang angkasa terpanjang milik NASA dan pesawat ruang angkasa buatan manusia yang paling jauh.
(grup / arh)
Tinggalkan Balasan