Jakarta, jurnalpijar.com —
Sederet fenomena langit akan terlihat menghiasi malam September 2024. Salah satu yang paling dinanti adalah Gerhana Bulan Sebagian.
Beberapa fenomena langit yang terjadi pada bulan September dapat dilihat dengan mata telanjang, namun fenomena lainnya harus dilihat dengan alat seperti teropong atau teleskop.
Syarat untuk menikmati fenomena langit tersebut tentunya adalah langit malam yang cerah, tidak tertutup awan tebal bahkan hujan, dan jauh dari polusi cahaya perkotaan.
Mengutip beberapa sumber, berikut beberapa fenomena langit yang akan menghiasi langit di bulan September: Gerhana Bulan Sebagian
Salah satu fenomena langit bulan September adalah Gerhana Bulan Sebagian yang akan “terjadi” pada tanggal 18 September.
Mengutip Royal Museums Greenwich, gerhana bulan parsial dimulai pada pukul 03.14, saat Bulan mulai memasuki umbra Bumi (bagian paling gelap dari bayangan Bumi) dan berakhir pada pukul 04:16 saat Bulan sudah tidak berada lagi di dalam. umbra.
Pada jam puncak pukul 03.45, 3,5 persen piringan Bulan berada dalam bayangan Bumi.
Gerhana ini akan terlihat di seluruh Eropa, Amerika, Asia Barat, dan Antartika. Sedangkan menurut laporan BRIN, gerhana bulan sebagian tidak akan terlihat di Indonesia. Galaksi Andromeda
Bulan September ini memungkinkan para pengamat dan penggemar astronomi untuk melihat sekilas Galaksi Andromeda, galaksi terdekat yang berukuran dua kali lipat galaksi Bima Sakti kita saat ini.
Menurut Royal Greenwich Museums, pada 2 September pengamat bisa mengamati konstelasi Cassiopeia di utara. Kemudian di selatan Cassiopeia, tanpa teleskop, pengamat bisa melihat Gugus Ganda Perseus, namun hanya terlihat sebagai gumpalan kabur.
Gugus ini dibentuk oleh gugus bintang terbuka NGC 869 dan NGC 884, keduanya berada di konstelasi Perseus. Jika mengikuti titik di sebelah kanan Cassiopeia, pengamat akan diarahkan ke Messier 31, sebuah galaksi spiral yang dikenal dengan nama Galaksi Andromeda.
[Gambas:Instagram]Pemanjangan Maksimum Barat Merkurius
Menurut Earth Sky, planet Merkurius akan mencapai elongasi maksimum, yaitu jarak terjauh dari Matahari di langit pagi, pada 5 September 2024. Saat itu, posisinya berada 19 derajat dari matahari terbit.
Perpanjangan maksimum adalah peristiwa ketika suatu benda langit berada pada sudut maksimumnya terhadap Matahari. Saat elongasi maksimum terjadi, Merkurius berada pada sudut maksimum terhadap Matahari
Bulan Purnama September akan terbit pada 17-18 September 2024 bertepatan dengan gerhana bulan sebagian.
Bulan purnama di bulan September ini akan tampak sedikit lebih besar dari biasanya dan disebut sebagai supermoon. Supermoon terjadi ketika bulan purnama bertepatan dengan saat bulan berada pada titik terdekatnya dengan bumi yang disebut perigee.
Mengutip Space, bulan purnama di bulan September sering disebut sebagai bulan panen, karena pada saat itulah panen jagung secara tradisional dimulai.
Biasanya bulan purnama tidak sepenuhnya purnama. Kita selalu melihat sisi bulan yang sama, namun sebagian sisi tersebut berada dalam bayangan akibat rotasi bulan. Hanya ketika bulan, bumi, dan matahari bertemu barulah bulan tampak purnama 100%.
(tim/dmi)
Tinggalkan Balasan