Menu

Mode Gelap

Internasional · 22 Sep 2024

Bangladesh Tunjuk Peraih Nobel Jadi PM Interim Gantikan Sheikh Hasina


					Bangladesh Tunjuk Peraih Nobel Jadi PM Interim Gantikan Sheikh Hasina Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Bangladesh menunjuk penerima Hadiah Nobel Perdamaian Muhammad Yunus untuk memimpin pemerintahan sementara setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina digulingkan dan meninggalkan negara itu.

Keputusan pembentukan pemerintahan sementara dengan Yunus diambil dalam pertemuan antara Presiden Mohammad Shahabuddin, para pemimpin militer, dan para pemimpin kelompok protes mahasiswa, kata juru bicara kantor kepresidenan Bangladesh, Selasa (6/6). 8) Malam.

“Presiden telah meminta rakyat untuk membantunya keluar dari krisis ini. Untuk keluar dari krisis ini, perlu dibentuk pemerintahan sementara sesegera mungkin,” tambah kantor tersebut.

Setelah kerusuhan meluas yang berujung pada tergulingnya Perdana Menteri Hasina, Presiden Mohammad Shahabuddin juga memecat Kapolri dan menggantikannya.

Shahabuddin juga telah membubarkan parlemen Bangladesh setelah Perdana Menteri Hasina mengumumkan pengunduran dirinya.

Shahabuddin juga mengambil keputusan tersebut setelah para pengunjuk rasa mahasiswa memberikan batas waktu kepada pemerintah untuk membubarkan parlemen dan mengancam akan menerapkan “program berat” jika tenggat waktu tersebut terlewati.

Dikutip AFP, penunjukan Yunus terjadi setelah kelompok mahasiswa menyerukan peraih Nobel itu menggantikan Hasina.

Yunus dikenal sebagai ‘Bangkit untuk masyarakat miskin’ di Bangladesh, sering kali memberdayakan pengusaha kelas menengah dan bawah. 

Aspirasi tersebut diungkapkan mahasiswa pengunjuk rasa saat menolak pengumuman tentara yang dipimpin Jenderal Waker-Uz-Zaman untuk mengambil alih pemerintahan Bangladesh.

Media lokal Bangladesh Daily Star memberitakan, Shahabuddin bertemu dengan sejumlah perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam gerakan melawan diskriminasi mahasiswa di Bangababan.

Setelah Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri, mereka berunding dengan Shahabuddin untuk membentuk pemerintahan sementara.

Nahid Islam, pemimpin kelompok mahasiswa anti-diskriminasi, menyebut pembicaraan itu “produktif dan produktif.”

Ia mengatakan Shahabuddin setuju bahwa “pemerintahan sementara akan dibentuk dalam waktu sesingkat-singkatnya”.

(rds/rds)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Reaksi Trump Usai Biden Mundur dari Pilpres AS: Tak Pantas Nyapres

23 September 2024 - 03:14

Kenapa Palestina Tolak Seruan Israel soal Pasukan Asing di Gaza?

22 September 2024 - 09:14

Cabut Embargo, AS Kirim 10 Ribu Bom Senilai Rp11,7 Triliun ke Saudi

22 September 2024 - 08:15

Trending di Internasional