Jakarta, jurnalpijar.com —
Kedutaan Besar Perancis telah memberikan hibah sebesar 500.000 Euro untuk mendukung kawasan konservasi laut paus di Sumbawa, NTB.
Dana telah dialokasikan untuk membangun kawasan konservasi di Teluk Saleh, NTB, yang dikelola oleh pemerintah kabupaten. Sumbawa dan Conservation Indonesia untuk meningkatkan pengelolaan habitat hiu paus.
Dubes Fabien Pennone mengatakan Perancis menyambut baik ditetapkannya kawasan konservasi laut oleh KI.
Ia mendorong pembentukan kawasan konservasi laut dan pengembangan ekowisata di kawasan tersebut.
“Hal ini sepenuhnya sejalan dengan komitmen internasional kami untuk melindungi setidaknya 30 persen lautan dunia pada tahun 2030. Prancis, yang juga memiliki kekuatan militer, sangat prihatin dengan tantangan ini,” kata Fabien seperti dikutip dalam siaran pers, Kamis. . (20). /6).
Sementara itu, Wakil Presiden dan Ketua Eksekutif Badan Konservasi Indonesia Meizani Irmadian mengatakan penelitian KI di Desa Labuhan Jambu dan Pemerintah Desa Sumbawa sejauh ini berhasil mengembangkan konservasi hiu paus.
Namun pengelolaan ekowisata hiu paus di Teluk Saleh dirasa belum optimal karena ekowisata hiu paus berada di luar kawasan konservasi laut.
“Dengan bantuan Kedutaan Besar Perancis dan kajian struktur pemerintahan daerah yang dilakukan KI, kami berharap kedepannya mampu menghadapi tantangan dalam membangun kapasitas dan perbaikan tata kelola termasuk partisipasi masyarakat,” kata Meizani.
Direktur KKHL Firdaus Agung mengatakan dukungan Kedutaan Besar Perancis sangat penting bagi pengembangan kawasan lindung di Indonesia dan upaya perlindungan hiu paus.
Ia mengingatkan, hiu paus kini berstatus dilindungi. Kementerian Kelautan dan Perikanan secara serius mempertimbangkan untuk menjadikan hiu paus sebagai salah satu dari 20 spesies laut prioritas untuk konservasi.
Sementara itu, Pj Gubernur NTB, Lalu Geeta Ariad mengatakan, rencana pengembangan KKP berbasis hiu paus merupakan langkah efektif pemerintah NTB dalam melestarikan keanekaragaman hayati laut.
“Dukungan ini tidak hanya dalam bentuk finansial tetapi juga dalam bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita perlukan untuk menjadikan Teluk Saleh sebagai contoh yang baik dalam pengelolaan KKL berbasis spesies,” ujarnya. (mnf/dmi)
Tinggalkan Balasan