Jakarta, jurnalpijar.com —
Terbunuhnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara di Beirut, Lebanon, dianggap sebagai pencapaian intelijen yang mencengangkan di Israel.
Kematian Nasrallah menambah daftar panjang pemimpin militer Timur Tengah yang berhasil digulingkan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Sejak itu, Hizbullah telah melancarkan berbagai serangan udara di Israel sebagai solidaritas terhadap rakyat Palestina dan membela sekutunya Hamas.
Karena itu, Israel menjadikan Nasrallah sebagai buronan paling dicari setelah Ismail Haniyah, mendiang pemimpin Hamas, yang berhasil dibunuh oleh Tel Aviv dalam serangan ke Iran di masa lalu.
Berikut kronologis kemampuan pengumpulan intelijen Israel hingga berhasil melacak posisi dan pembunuhan Nasrallah:
Juru bicara militer Israel Letkol Nadav Shoshani mengatakan kelompoknya telah mengumpulkan informasi intelijen tentang Nasrallah selama bertahun-tahun.
“Kami menggunakan intelijen yang dikumpulkan selama bertahun-tahun, dan kami memiliki informasi nyata, dan kamilah yang melakukan serangan ini,” kata Shoshani seperti dikutip AFP.
Israel semakin memantau intelijen, terutama setelah rezim Zionis melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon dua pekan lalu.
Pejabat Israel lainnya juga mengatakan intelijen telah mengungkapkan bahwa Nasrallah dan beberapa pemimpin Hizbullah lainnya berkumpul di markas besar kelompok tersebut di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut.
Israel Gunakan 80 Ton Bom untuk Bunuh Nasrallah, Baca Halaman Berikutnya >>>
Tinggalkan Balasan