Jakarta, Indonesia —
Franciscus Bagnaia mengalami akhir pekan yang mengecewakan di kandang sendiri saat Aemilia Romandiola mengakhiri balapan MotoGP dengan penurunan dramatis. Artinya, Bagnaia terancam tak mendapat tempat di kejuaraan MotoGP.
Setelah sebelumnya menjuarai Sprint Race pada Sabtu (21/9), pelari ini memimpin pabrikan pada balapan utama pada Minggu (22/9).
Bagnaia yang mengawali balapan dari pole position kembali memimpin dari Jorge Martin 2, dan memimpin di start. Namun masalah mulai muncul pada ban belakang sehingga membuat sepeda motornya terlihat tidak stabil saat melewati tikungan. .
“Setelah start saya berkata, ‘Oke, saya bisa mengontrol kecepatan dan jarak saya,’” kata Bagnaia.
Pembalap Italia itu melanjutkan: “Tetapi saya kehilangan banyak waktu dalam akselerasi. Pada lap terakhir di tikungan pemanasan saya kehilangan kendali belakang. Kemudian pada lap pertama, lagi-lagi 13, saya kehilangan kendali belakang lagi.” langit
Hal ini memaksa Bagnaia memberikan keunggulannya kepada Martino dan Enea Bastianini di lap keempat. Meski begitu, pelari asal Italia itu berhasil bertahan di posisi ketiga dan juga mencetak rekor lap baru 1 menit 30,877 detik di pertengahan balapan.
Setelah menyelesaikan balapan selama 15 lap, Bagnaia mulai tampil lebih baik karena ban belakang mulai bekerja dengan baik. Namun, ia kembali mengalami kesialan ketika ia kehilangan kendali atas sepeda motornya saat mematahkan angka 8 dengan sisa tujuh lap di Tikungan.
“Saya mengalami beberapa masalah pada pengereman sejak awal balapan,” kata Bagnaia.
“Bahkan ketika kereta mulai bekerja dengan baik, saya berusaha berhati-hati, terutama saat istirahat. 18 atau 20 meter sebelumnya saya kehilangan saku dan bagian depan tanpa tikungan miring karena tebing yang sangat cepat.” lanjutan
Kecelakaan ini mengakhiri harapan Bagnaia untuk meraih kemenangan ke-100 dalam balapannya yang ke-100. Peristiwa ini pun berdampak signifikan terhadap klasemen kejuaraan dunia MotoGP. Bagnaia yang hanya tertinggal empat poin dari Sprint Race kini tertinggal 24 poin dari Jorge Martin.
Bagnaia mengungkapkan kekecewaannya atas hasil ini. “Saya berlatih keras. Saya yang tercepat, terkuat. Saya tahu kekuatan saya untuk memenangkan balapan. Lalu jika terjadi sesuatu, saya merasa seperti ini,” ujarnya, terdengar kecewa.
Satu-satunya kabar baik bagi Bagnaia adalah kemenangan rekan setimnya Bastianini de Martino di babak terakhir. Hal ini membuat Martin tidak bisa memimpin klasemen menjadi 29 poin.
Meski menghadapi situasi sulit, Bagnaia tetap menjadi tim terbaik untuk menjadi tuan rumah seri selanjutnya di Indonesia.
“Kami kembali bekerja seperti biasa. Kami akan berusaha meraih kemenangan, namun tentu saja terkadang kami sedikit beruntung,” ucapnya.
(Afr/ptr)
Tinggalkan Balasan