Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 21 Mei 2024

Prabowo Bongkar Fakta RI Habiskan Rp319 T per Tahun untuk Impor BBM


					Prabowo Bongkar Fakta RI Habiskan Rp319 T per Tahun untuk Impor BBM Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengungkap fakta bahwa Indonesia menghabiskan US$20 miliar atau setara Rp319,56 triliun (jika kurs Rp15.978 per dolar AS) per tahun hanya untuk impor minyak.

Hal itu ia jelaskan pada konferensi internasional Forum Ekonomi Qatar yang ditayangkan di YouTube Bloomberg Live, Kamis (16/5).

Prabowo mengatakan dengan anggaran impor sebesar itu, pemerintah harus bisa melakukan penghematan. Oleh karena itu, ke depan pihaknya ingin memproduksi solar dari minyak sawit.

Menurutnya, jika pemerintah berhasil menciptakan minyak sendiri, terutama dari sumber daya alam (SDA) yang dimilikinya, maka akan terjadi penghematan yang sangat besar.

Dengan begitu, anggaran impor BBM yang saat ini sangat besar bisa digunakan untuk program lain yang paling dibutuhkan.

“Tahukah Anda, kita mengimpor solar sebesar 20 miliar dolar AS setiap tahunnya. Jadi bisa dibayangkan penghematan yang akan kita dapatkan jika kita beralih ke biofuel,” kata Prabowo.

Apalagi, Prabowo yakin mampu membuat perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 8 persen dalam tiga tahun sejak ia menjabat. Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan ini bahkan mengklaim pertumbuhan ekonomi bisa melebihi 8 persen dalam satu masa jabatan.

“Saya sangat yakin, saya sudah bicara dengan ahli saya, saya sudah membaca angka-angkanya, saya sangat yakin kita bisa mencapai (pertumbuhan ekonomi) 8 persen dengan mudah dan saya bertekad untuk melewatinya,” ujarnya optimis.

Namun, dia menegaskan, pertumbuhan tersebut tidak bisa dicapai dalam satu tahun. Setidaknya, dibutuhkan waktu sekitar tiga tahun.

“(8 persen dalam lima tahun?) Dalam dua atau tiga tahun,” imbuhnya.

Menurut Prabowo, pemerintahannya akan melanjutkan berbagai program yang telah dilaksanakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) nantinya. Di antaranya pengurangan air dan swasembada pangan dan energi yang dinilai menjadi kunci utama pencapaian pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.

“Pada tahun-tahun pertama kami akan fokus pada pertanian, pangan, produksi pangan, pasokan pangan, dan energi. Kami ingin ramah lingkungan dengan cara yang sangat cepat. Kami ingin memproduksi solar dari minyak sawit dan ini akan menjadi pendorong pertumbuhan yang sangat besar. , ” jelasnya.

(kamar/kamar)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kode Pamitan Sri Mulyani: I’m Gone

20 September 2024 - 14:14

Rupiah Tertekan ke Rp16.228 Pagi Ini Imbas Kondisi Politik AS

20 September 2024 - 04:15

Melihat Besaran Gaji PNS Kementerian Keuangan

19 September 2024 - 19:14

Trending di Ekonomi