Jakarta, jurnalpijar.com —
Dinas Kesehatan Surabaya (DENX) mencatat 3.228 kasus tuberkulosis (TB) selama April 2024.
Nanak Scristina, Cadinx Surabaya, mengatakan ribuan kasus telah terdaftar berdasarkan data yang dikumpulkan dari pengujian kelompok risiko.
Deteksi awal kasus TBC sebanyak 3.228, 16.127 kasus atau 20 persen dari target proyeksi, data per 30 April 2024, kata Nanak, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat (17/5).
Ribuan kasus ditemukan setelah pihak tersebut melakukan pemeriksaan terhadap kelompok berisiko. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi dan mengurangi penularan penyakit pada masyarakat rentan.
“Skrining utama HIV, DM (Diabetes Melitus), anak khususnya anak gizi buruk, ISPA (infeksi saluran pernafasan), pneumonia, Covid-19 dan calon jemaah haji,” ujarnya.
Tes tuberkulosis, kata Nanak, merupakan deteksi dini kasus tuberkulosis di masyarakat. agar pihak tersebut dapat segera mengobati hingga pasien sembuh dan risiko penularan terkendali.
Selama pengobatan, pasien TBC harus mengonsumsi tiga jenis obat, BPAL/M selama enam bulan, STR selama sembilan bulan, dan LTR selama 18 hingga 24 bulan.
“Pemantau Penyalahgunaan Narkoba (PMO) dari keluarga dekat atau pendamping sejawat dari mantan penderita TBC yang kembali bekerja wajib mendampingi pasien selama menjalani pengobatan,” ujarnya.
Selain itu, Dinkes Surabaya juga sedang menelusuri kontak pasien. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi awal penyebaran TBC hingga akhirnya menulari penderita.
“Kami juga memberikan TPT (Pengobatan Pencegahan Tuberkulosis) kepada masyarakat yang satu keluarga dengan penderita (TB), dan memberikan PMT (Gizi Tambahan) dalam bentuk susu,” ujarnya. (frd/gil)
Tinggalkan Balasan