Jakarta, jurnalpijar.com —
Kelompok Hamas menolak inisiasi proposal baru mengenai perjanjian gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza.
Osama Hamdan, seorang pejabat Hamas, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa kondisi yang paling penting dan mendesak saat ini adalah penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza dan penghentian segala agresi.
“Kami tidak membutuhkan negosiasi baru,” kata Hamdan, dilansir Al Jazeera.
“Tidak ada jaminan bahwa mereka (Israel) akan menerima usulan perundingan baru. Jika tidak ada jaminan yang serius, hal itu hanya akan memberi Israel lebih banyak waktu untuk melanjutkan agresinya,” tambahnya.
Pada awal Mei lalu, Hamas sebenarnya bergabung dengan proposal gencatan senjata yang diajukan mediator Qatar dan Mesir. Namun Israel mengatakan usulan tersebut tidak memenuhi tuntutan mereka.
Akhir pekan lalu, para pejabat yang terlibat dalam perundingan mengatakan pemerintah Israel akan melanjutkan perundingan dalam beberapa hari mendatang mengenai kesepakatan untuk membebaskan sandera di Gaza.
Laporan tersebut menyatakan bahwa kepala intelijen Israel David Barnea telah menerima kerangka kerja baru mengenai negosiasi yang terhenti dengan para mediator.
Tawaran perjanjian baru tersebut dikembangkan oleh tim perunding Israel dan kemungkinan besar berisi solusi atas poin-poin ketidaksepakatan dalam diskusi sebelumnya.
Menanggapi permasalahan ini, Hamas menegaskan tidak bersedia menerima gencatan senjata sementara. Hamas menegaskan bahwa berakhirnya pertempuran di Gaza harus bersifat permanen.
(dna/bac)
Tinggalkan Balasan