Menu

Mode Gelap

Teknologi · 15 Jun 2024

Sukolilo Jadi Kampung Maling di Google Maps, Ulah Siapa?


					Sukolilo Jadi Kampung Maling di Google Maps, Ulah Siapa? Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Beberapa titik di Kabupaten Pati dan Sukolilo, Jawa Tengah, telah ditandai sebagai “kampung pencuri” di Google Maps.

Kawasan itu sebelumnya menjadi sorotan setelah BH (52), seorang penyewa mobil asal Jakarta, dipukuli hingga tewas. 

Polres Pati telah menetapkan tiga pria yang diduga melakukan penganiayaan di Pati sebagai tersangka. Tiga tersangka E.N (51), B.S (37) dan A.G (35) akan divonis 12 tahun penjara.

Kisah BH bermula saat ia mencari mobil sewaan yang hilang bersama tiga rekannya Sh (28), KB (54), dan AS (37). Berdasarkan penelusuran Global Positioning System (GPS), kendaraan tersebut berada di wilayah Kecamatan Sukolilo, Provinsi Pati.

Peristiwa tersebut membuat heboh dunia maya setelah banyak netizen yang menudingnya mengambil uang dari pencurian mobil.

Beberapa titik di Kecamatan Sukolilo, Pati, belakangan ini ditetapkan sebagai zona maling.

Pantauan CNNIndonesia.com pada Jumat pagi (14/6), sejumlah titik di kampung maling mobil, wisata maling, kantor Penda, dan kawasan berbahaya maling tertandai tulisan “maling”.

Menjelang siang, beberapa tanda sudah hilang. Namun setidaknya masih ada dua tempat di Sukolilo yang dicap sebagai “Kampung Pencuri”.

Penandaan lokasi jenis ini dapat dilakukan oleh semua pengguna Google Maps, biasanya untuk memudahkan pengguna menuju lokasi tersebut.

Dalam hal ini, pemberian label pada tempat tersebut bisa jadi semakin memperkuat stigma negatif yang beredar saat ini.

Menurut halaman bantuan Google, siapa pun yang memiliki Akun Google dapat mengedit tag lokasi. Namun, masukan pengguna diverifikasi terlebih dahulu oleh Google.

“Jika Anda mengetahui suatu tempat dengan baik, Anda dapat menambahkan informasi ke Google Maps untuk membantu Anda memutuskan apakah akan mengubah informasi tentang tempat itu,” tulis Google di halamannya.

Untuk mengubah nama tempat, lokasi, dan informasi lainnya, ikuti langkah-langkah berikut: Buka Google Maps. Cari lokasi atau pilih dari peta. Pilih Kirim perbaikan. Ubah nama dan detail lainnya. Ikuti petunjuk di layar untuk mengirimkan masukan.

“Tambahkan foto untuk mengonfirmasi tawaran. Foto Anda bersifat publik dan mencantumkan nama Anda,” kata Google.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajir Efendi meminta masyarakat tidak menghina komunitas dan daerah tertentu.

“Saya termasuk yang tidak sependapat dengan beliau. Gampang benci yang seperti desa tuan rumah. Kalau bagus ya, tapi kalau jelek jangan direndahkan. Tidak ada gunanya menstigmatisasi suasana seperti itu,” dia dikatakan. Muhajir menceritakan, Sleman, DIY, ditemui Alana di sebuah hotel pada Rabu (12/6).

Menurutnya, tindakan suatu kelompok atau beberapa warga tidak mencerminkan sifat masyarakat di sekitarnya.

Muhajir juga meminta masyarakat menahan diri dari pelabelan tersebut dan menilai segala sesuatu yang dibagikan di media sosial. Untuk itu, media arus utama harus berperan dalam mengedukasi masyarakat atau menyediakan sumber fakta.

(plot/arus)

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gunung Bawah Laut Ditemukan di Chile, 4 Kali Tinggi Burj Khalifa

3 November 2024 - 07:15

PODCAST: Budi Arie Blak-blakan soal Lima Bandar Judi Online

3 November 2024 - 03:16

Program Sanitasi Era Covid Asal Lampung Raih Penghargaan dari Jepang

3 November 2024 - 02:14

Trending di Teknologi