Menu

Mode Gelap

Internasional · 21 Jun 2024

Negara Eropa Mulai Resmi Akui Palestina Merdeka, Apa Dampaknya?


					Negara Eropa Mulai Resmi Akui Palestina Merdeka, Apa Dampaknya? Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Uni Eropa (UE) secara resmi mengakui negara Palestina di tengah kebrutalan Israel di Gaza.

Spanyol dan Irlandia mengakui Palestina sebagai bagian dari UE pada hari yang sama, Selasa (28/5). Langkah ini dikirim oleh Norwegia. Ia menyebut pengakuan ini sebagai tonggak sejarah.

Meskipun Palestina dengan senang hati mengakui hal positif tersebut, Israel menyatakan kebingungannya.

Apa manfaat pengakuan ketiga negara Eropa terhadap Palestina?

Yoon Machmudi, pengamat hubungan internasional kawasan Timur Tengah dari Universitas Indonesia, mengatakan meningkatnya pengakuan dari tiga negara Eropa “menunjukkan dukungan kuat terhadap solusi dua negara.”

Solusi dua negara merupakan kerangka kerja yang disepakati oleh dunia internasional sebagai solusi konflik antara Israel – Palestina dengan membentuk 2 negara yang merdeka, berdaulat, bertetangga, damai dan saling menghormati.

Hingga saat ini, dunia internasional terus mendorong penerapan solusi dua negara, meskipun Israel melakukan agresi.

Pengakuan ketiga negara tersebut meningkatkan kemampuan Palestina untuk menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kata Yon.

Potensi Palestina untuk diakui sepenuhnya sebagai negara anggota PBB terbuka lebar. Memang kendalanya ada di Amerika Serikat, kata Yoon saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (28/5).

Amerika adalah sekutu dekat Israel. Negeri Paman Sam juga dinilai menghalangi langkah Palestina untuk menjadi anggota tetap internasional ini.

April lalu, Palestina mengajukan permohonan menjadi anggota penuh PBB. Namun karena adanya hak veto Amerika Serikat, ada kendala dalam langkah mereka. Hingga saat ini, status Palestina adalah pengamat permanen.

Yon menjelaskan, Amerika Serikat bisa mempertimbangkan untuk memblokir Palestina karena pengakuan luas dari negara-negara Eropa.

Dia mengatakan bahwa “Amerika tidak punya pilihan selain mendukung sebagian besar negara, tidak hanya dengan Israel, dan mendukung Israel.”

Yon juga berharap pengakuan tersebut bisa mempercepat gencatan senjata antara Israel dan kelompok oposisi Palestina, Hamas, yang hingga saat ini masih tegang.

Namun gencatan senjata merupakan langkah menuju stabilitas di Timur Tengah. Gencatan senjata ini mungkin menjadi pintu menuju kemerdekaan penuh bagi Palestina.

Sementara itu, Aniolo Iannone, pengamat politik dan pemerintahan Universitas Diponegoro serta peneliti yang terlibat dalam kajian regional dan politik internasional, kalangan pendidikan kooperatif, mempunyai penilaian berbeda.

“Pengakuan Spanyol terhadap Palestina membuat Irlandia dan Norwegia tidak mungkin berkontribusi dalam penyelesaian konflik dalam waktu dekat,” kata Iannone.

Ia membandingkan situasi serupa dengan saat Swedia mengakui Palestina pada tahun 2014. Menurut Mr Iannone, gerakan tersebut tidak akan maju dalam proses perdamaian antara Palestina dan Israel.

Setelah itu, pengamat Italia meragukan kemungkinan terjadinya beberapa tahapan di tiga negara Eropa tersebut.

Menurutnya, pengakuan tersebut justru memperkuat posisi Israel terhadap Uni Eropa atau membuka jalan untuk menghancurkan kesulitan politik di dalam organisasi tersebut.

Banyak negara di Uni Eropa yang tidak berani mengutuk tindakan pemerintah Israel di Gaza karena terpecah belah.

Spanyol akan tetap mengakui Palestina hanya berdasarkan perbatasan tahun 1967, dan meninggalkan Yerusalem Timur di luar kedaulatan Israel.

Spanyol juga menganggap kendali Israel atas wilayah pendudukan di Tepi Barat dan Jalur Gaza sebagai tindakan ilegal. Selain itu, Anda mengutuk serangan mendadak yang dilakukan Hamas.

Namun, Iannone menduga sikap Spanyol tidak lepas dari pemerintahan saat ini yang condong ke kiri dan mendukung kemerdekaan Palestina.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, pengakuan tersebut merupakan langkah awal negara di Eropa yang diharapkan dapat diikuti oleh negara lain agar tidak semakin meluasnya konflik.

“Masalah utamanya Timur Tengah itu dekat dengan Eropa. Dan Eropa, karena kalau ada pertumbuhan, dekat,” ujarnya.

Banyak pihak khawatir konflik akan meluas ke daerah lain.

Lanjutkan ke halaman berikutnya >>>

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Bom-bom Israel ke Gaza Mengalahkan Kebrutalan Perang Dunia 2

20 September 2024 - 08:14

Tabrakan Kereta di Ceko Tewaskan 4 Orang

20 September 2024 - 07:15

81 Warga Nigeria Tewas dalam Serangan Teroris Boko Haram

20 September 2024 - 05:15

Trending di Internasional