Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 24 Jun 2024

Singapore Airlines Tawarkan Kompensasi Rp400 Juta ke Korban Turbulensi


					Singapore Airlines Tawarkan Kompensasi Rp400 Juta ke Korban Turbulensi Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Singapore Airlines telah menawarkan kompensasi hingga US$25.000 atau sekitar Rp407,5 juta kepada korban cedera akibat turbulensi parah dalam penerbangan Inggris-Singapura pada Mei lalu.

Maskapai ini mengatakan penumpang yang mengalami luka ringan akan mendapat ganti rugi sebesar $10.000 atau setara dengan $163 juta.

Pada saat yang sama, penumpang yang mengalami luka serius dapat mendiskusikan kompensasi untuk kebutuhan khusus mereka.

“Sebagai bagian dari penyelesaian akhir, kami akan memberikan pembayaran di muka sebesar $25.000 untuk memenuhi kebutuhan mendesak bagi penumpang yang secara medis dinilai mengalami cedera serius, memerlukan perawatan medis jangka panjang dan memerlukan bantuan keuangan,” kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan. . Pernyataan Reuters, Selasa (6 November).

Maskapai ini mencatat, tiga minggu setelah kejadian 20 Mei, 11 penumpang masih mendapat perawatan di rumah sakit di Bangkok.

Seorang penumpang berusia 73 tahun meninggal karena serangan jantung dan puluhan lainnya luka-luka setelah Penerbangan SQ321 mengalami turbulensi parah dan mendarat di Bangkok, Thailand.

Sebuah rumah sakit di Bangkok, yang merawat para penumpang, mengatakan mereka menderita cedera tulang belakang, otak, dan tengkorak.

Singapore Airlines mengatakan akan mengembalikan uang tiket penumpang dan mengkompensasi penundaan sesuai dengan peraturan Uni Eropa atau Inggris yang berlaku untuk tiket mereka.

Konvensi internasional, Konvensi Montreal, menyatakan bahwa maskapai penerbangan bertanggung jawab atas cedera pribadi akibat kecelakaan pada penerbangan internasional, termasuk turbulensi, terlepas dari apakah mereka lalai atau tidak.

Jika penumpang menggugat, maskapai tidak dapat menuntut ganti rugi sekitar US$175.000.

“Namun, jika ada tuntutan ganti rugi yang lebih besar, Singapore Airlines dapat mencoba membatasi tanggung jawab dengan menunjukkan bahwa mereka mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menghindari kekacauan,” kata pengacara tersebut.

Pengacara perjalanan Peter Carter mengatakan firma hukumnya di Australia, Carter Capner Law, yang mewakili beberapa penumpang, memantau dengan cermat laporan kecelakaan tersebut untuk mengetahui jenis turbulensi dan apakah pilot dapat menghindarinya.

(buang air besar)

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kode Pamitan Sri Mulyani: I’m Gone

20 September 2024 - 14:14

Rupiah Tertekan ke Rp16.228 Pagi Ini Imbas Kondisi Politik AS

20 September 2024 - 04:15

Melihat Besaran Gaji PNS Kementerian Keuangan

19 September 2024 - 19:14

Trending di Ekonomi