Menu

Mode Gelap

Internasional · 25 Jun 2024

Rusia dan China Absen di KTT Perdamaian Ukraina di Swiss


					Rusia dan China Absen di KTT Perdamaian Ukraina di Swiss Perbesar

JAKARTA, jurnalpijar.com —

Delegasi Rusia tidak menghadiri konferensi perdamaian Swiss yang akan membahas perdamaian antara Ukraina dan negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin.

Lebih dari 100 negara dan organisasi berkumpul di Swiss pada Sabtu (15/6). Namun delegasi Moskow tidak menghadiri pertemuan tersebut.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bermaksud menggunakan pertemuan ini untuk menggalang dukungan terhadap 10 poin rencana perdamaian yang pertama kali diusulkannya pada akhir tahun 2022.

“Segala sesuatu yang akan disepakati pada pertemuan hari ini akan menjadi bagian dari proses pembangunan perdamaian yang kita semua butuhkan,” kata Perdana Menteri Zelensky dalam konferensi pers tanggal 6 (waktu setempat), seperti dikutip CNN.

“Saya pikir kita akan melihat sejarah dibuat di sini.”

Sebagian besar pemerintah Barat mengirimkan perwakilannya ke konferensi tersebut. Wakil Presiden AS Kamala Harris hadir dan mengumumkan bahwa AS akan memberikan paket bantuan kepada Ukraina senilai lebih dari $1,5 miliar untuk membantu Ukraina membangun kembali infrastrukturnya yang hancur dan memenuhi kebutuhan kemanusiaan akibat konflik tersebut.

“Perang ini tetap merupakan kegagalan total bagi Presiden Putin,” kata Harris.

Beberapa kepala negara dan pemerintahan dari negara-negara Eropa, termasuk Perancis, Jerman, dan Inggris juga diperkirakan akan hadir. Kabarnya Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida juga akan menghadiri pertemuan ini.

Sekutu Rusia, Tiongkok, juga tidak akan menghadiri pertemuan tersebut. Faktanya, pertemuan semacam itu membutuhkan partisipasi kedua negara yang berkonflik: Rusia dan Ukraina.

Rencana Zelensky mencakup tuntutan penghentian permusuhan, pemulihan integritas wilayah Ukraina, penarikan pasukan Rusia dari tanah Ukraina, dan pemulihan perbatasan Ukraina sebelum perang dengan Rusia.

Rencana tersebut juga menyerukan pembentukan pengadilan khusus untuk mengadili kejahatan perang Rusia.

“Ukraina tidak pernah menginginkan perang ini. Itu adalah tindakan kriminal dan serangan yang sepenuhnya tidak beralasan oleh Rusia. Dan satu-satunya orang yang menginginkannya adalah Putin,” kata Zelenskyy.

Rusia tidak tertarik untuk menerima kondisi seperti itu dan tidak menunjukkan tanda-tanda kompromi mengenai masalah teritorial.

Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali rencana perdamaian Kremlin.

Proposal tersebut menyerukan agar pasukan Ukraina mundur dari empat wilayah di Ukraina selatan dan timur. Moskow mengklaim akan mencaplok wilayah tersebut karena melanggar hukum internasional.

Selain itu, Rusia menuntut agar Ukraina menghentikan upayanya untuk bergabung dengan NATO. (tim/dmi)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Topan Shanshan Mendekat, Ribuan Warga Jepang Diminta Mengungsi

5 November 2024 - 16:15

Gadis 8 Tahun yang Hilang 19 Hari Ditemukan Tewas di Turki

4 November 2024 - 22:14

Zelensky Tiba di Singapura, Bersiap Pidato dalam Forum Keamanan

2 November 2024 - 16:14

Trending di Internasional