Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 26 Jun 2024

Sritex Akhirnya Bersuara Usai Dikabarkan Bangkrut


					Sritex Akhirnya Bersuara Usai Dikabarkan Bangkrut Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com –

Perusahaan tekstil besar, PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex angkat bicara soal masalah ini dan menyebut perusahaannya di ambang kebangkrutan.

Mereka menolak pesan tersebut.

“Tidak benar (kebangkrutan) karena perseroan masih beroperasi dan belum ada perintah pailit dari pengadilan,” kata CFO Sritex Welly Salam dalam jumpa pers di Bursa Efek Indonesia, 22 Juni lalu.

Veli juga mengatakan, pihaknya telah meminta keringanan kewajiban finansial (pokok dan bunga) kepada pemberi pinjaman dan banyak yang menerima keringanan tersebut.

Ia kemudian menjelaskan penyebab penurunan tajam pendapatan akibat pandemi Covid-19 dan ketatnya persaingan industri tekstil global.

Menurut Veli, kondisi geopolitik selama perang Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina menyebabkan gangguan rantai pasokan dan penurunan ekspor karena masyarakat di Eropa dan Amerika Serikat mengubah prioritas mereka.

Selain itu, lesunya industri tekstil juga disebabkan oleh melimpahnya tekstil di Tiongkok. Hal ini menyebabkan turunnya harga di tempat-tempat penyebaran produk, terutama di luar Eropa dan China yang memiliki peraturan impor, dan Indonesia adalah salah satunya.

Veli mengatakan situasi geopolitik dan serangan terhadap produk Tiongkok masih berlangsung, dan penjualan belum pulih.

Meski demikian, perseroan tetap beroperasi dengan memanfaatkan kas internal dan dukungan sponsorship untuk menjaga kelangsungan usaha dan operasional, ujarnya.

Sritex mempunyai beberapa strategi untuk menyikapi situasi ini. Seperti peningkatan praktik dan kualitas sumber daya manusia (SDM), restrukturisasi staf untuk meningkatkan efisiensi operasional, dan penerapan anggaran efektif yang mengutamakan produk yang mendukung tujuan bisnis berkelanjutan.

Perusahaan juga akan melakukan restrukturisasi dan konsolidasi internal untuk memperkuat dan meningkatkan hasil keuangan. Selain itu, Sritex akan memfokuskan organisasi pemasarannya pada unit bisnis seperti “pusat pendapatan”.

Tidak hanya itu, perusahaan juga mampu meninjau dan mengevaluasi strategi secara berkala untuk memastikan adaptasi yang efektif terhadap perubahan kondisi ekonomi makro dan mikro.

Ada rumor bahwa Sritex menghadapi kebangkrutan. Demikian keterangan yang dikeluarkan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPN).

KSPN menuliskan sekitar 13.800 Pekerja Tekstil (WWW) diberhentikan antara Januari 2024 hingga awal Juni 2024.

Ketua KSPN Ristadi mengatakan, semakin banyak data yang ditembakkan di Jawa Tengah. Dia menyebutkan pabrik yang rusak misalnya di grup Sritex.

Tiga perusahaan grup Sritex telah melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya. Ada PT Sinar Pantja Djaja di Semarang, PT Bitratex di Kabupaten Semarang, dan PT Djohartex di Magelang.

Secara umum, ia berpendapat bahwa penyebab di balik PHK massal adalah perintah yang lambat. Ristadi mengatakan, tingkat pesanan masuk di beberapa pabrik tekstil di Indonesia terus mengalami penurunan.

(mrh/agustus)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Bos Bappenas Sebut Menu Makan Gratis Bisa Dibawa Pulang

20 September 2024 - 20:16

Kode Pamitan Sri Mulyani: I’m Gone

20 September 2024 - 14:14

Rupiah Tertekan ke Rp16.228 Pagi Ini Imbas Kondisi Politik AS

20 September 2024 - 04:15

Trending di Ekonomi