Jakarta, jurnalpijar.com –
Empat perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia berhasil masuk Forbes Global 2000 2024. Keempat BUMN tersebut antara lain BRI, Bank Mandiri, Telkom Indonesia, dan BNI.
Forbes Global 2000 merupakan daftar 2.000 perusahaan publik di dunia dengan penjualan, pendapatan, aset, dan nilai pasar terbesar yang diterbitkan oleh Forbes.
Menteri BUMN Eric Thohir mengucapkan terima kasih kepada empat BUMN yang masuk dalam Forbes Global 2000 tahun 2024 atas pencapaian tersebut.
Alhamdulillah empat BUMN seperti BRI, Bank Mandiri, Telkom Indonesia dan BNI berhasil masuk Forbes Global 2000 pada tahun 2024, ujarnya. ).
Menurut Eric, masuknya empat BUMN dalam daftar Forbes Global 2000 pada tahun 2024 menunjukkan bahwa BUMN Indonesia kini diakui dunia internasional.
Pengakuan internasional ini membuktikan BUMN bisa menjadi perusahaan global, kata Eric.
Eric memuji BRI yang menduduki peringkat 308 dalam daftar perusahaan elite global. Peringkat BRI lebih tinggi dibandingkan perusahaan global seperti Starbucks (319), Repsol (332), Renault (340), Uber (346), Vodafone (349) dan HP (362).
“Semangat terus membangun Indonesia,” kata Eric.
Direktur Utama BRI Sunarso mengaku bersyukur dan merasa terhormat dengan Forbes International, apalagi perseroan sedang menghadapi kondisi perekonomian global yang penuh tantangan.
“Masyarakat internasional kembali mengakui kinerja positif BRI, dan sebagai badan usaha milik pemerintah, kegiatan BRI dapat memberikan dampak global,” kata Sunarso.
Dari sisi produktivitas, BRI membukukan laba positif sebesar Rp 15,98 triliun pada kuartal I 2024. BRI tercatat meminjam Rp1.308,65 triliun atau meningkat 10,89%.
Sebanyak 83,25% dari penyaluran kredit tersebut atau Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit segmen UMKM. Sementara dana pihak ketiga BRI tumbuh lebih cepat sebesar 12,80% menjadi Rp1.416,21 triliun.
Selanjutnya, total aset perseroan meningkat 9,11% menjadi Rp 1,989 triliun. Dari sisi permodalan, BRI didukung oleh CAR yang kuat atau sebesar 23,97% dan rasio utang terhadap ekuitas atau LDR sebesar 83,28%. Selain itu, perseroan juga menjaga rasio NPL sebesar 214,26%. (inci/inci)
Tinggalkan Balasan