Jakarta, jurnalpijar.com —
Rusia membenarkan sikap Presiden Vladimir Putin terkait penembakan calon presiden AS Donald Trump di Pennsylvania, AS pada Sabtu (13/7) waktu setempat.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia belum pernah menghubungi Putin dan tidak berencana berbicara dengan Trump mengenai insiden tersebut.
Pernyataan ini dibuat agar tidak ada pihak yang mencoba menghubungkan Moskow dengan insiden penembakan Trump.
Dia juga mengutuk upaya pembunuhan Trump terhadap terpidana penjahat Thomas Matthew Crooks.
“Rusia selalu mengutuk dan mengutuk keras segala bentuk ekspresi kekerasan selama kompetisi politik,” kata Peskov seperti dikutip Politico.
Peskov mengatakan, insiden penembakan terhadap Trump saat kampanye pemilihan presiden AS baru-baru ini menjadi penyebab tingginya ketegangan politik di AS.
Menurut Peskov, ketegangan terjadi sejak ada upaya untuk melemahkan Trump dengan mengkriminalisasi mantan presiden AS tersebut.
“Setelah banyak upaya untuk menyingkirkan Trump dari dunia politik dengan menggunakan jalur hukum terlebih dahulu, pengadilan, kantor kejaksaan, upaya untuk melemahkan (Trump) secara politik dan mengkompromikan kandidat tersebut secara politik, jelas bagi pengamat luar bahwa hidupnya dalam bahaya,” kata Peskov. , seperti dikutip Politico.
Peskov kemudian melanjutkan bahwa dia tidak percaya bahwa upaya pembunuhan dan pemecatan Trump direncanakan oleh otoritas AS saat ini.
Namun dia yakin bahwa “situasi Trump mengarah pada situasi yang dihadapi Amerika saat ini.”
Penembak Trump Thomas Matthew Crooks melepaskan beberapa tembakan dari senapan AR-556 di atap sebuah gedung di kerumunan kampanye Trump di Pennsylvania pada hari Jumat, sebelum dibunuh oleh penembak jitu yang menggunakan timah panas.
Sedikit yang diketahui tentang penyerang berusia 20 tahun tersebut dan motif penembakan masih diselidiki oleh Biro Investigasi Federal (FBI). (Tim/Kategori)
Tinggalkan Balasan