Jakarta, jurnalpijar.com –
Baterai kendaraan listrik seperti baterai ponsel atau perangkat elektronik lainnya perlu diganti sewaktu-waktu jika masih digunakan. Namun bedanya, harga aki mobil listrik bisa mencapai ratusan juta rupee sehingga membuat konsumen bingung harus menggantinya.
Inilah salah satu keunikan seseorang yang sudah lama menunggu untuk membeli mobil listrik. Pendapat mereka bisa berbeda-beda tergantung pada harga baterai yang mahal; seperti kemungkinan mobil harus dijual sebelum akinya habis, atau harga mobil bekas akan turun drastis karena tidak ada yang mau bersusah payah membelinya. baterai baru.
Baterai merupakan komponen penting yang menurut banyak perwakilan Brand Holding di Indonesia mewakili 50-60 persen biaya sebuah mobil listrik baru.
Sebagian besar mobil listrik di Indonesia saat ini berusia kurang dari 10 tahun sehingga sulit dipahami tingkat kesulitan penggantian baterainya.
Mobil listrik merupakan hal baru bagi banyak orang di tanah air. Kabar biaya energi yang lebih rendah dan harga yang lebih murah dibandingkan model Internal Combustion Engine (ICE) kerap dijadikan kampanye APM untuk membuat mobil listrik semakin populer.
Namun, informasi mengenai berapa lama baterai sebenarnya bisa bertahan dan berapa harga baterainya masih langka. Keluhan mengenai mahalnya harga baterai banyak diutarakan oleh berbagai netizen di media sosial, dan salah satunya adalah dengan mempublikasikan ulasannya sendiri di media sosial.
Akun X sebagai @lhayesno. Hyundai menghitung biaya baterai di Ioniq 5 dengan membaginya dengan masa pakai baterai.
Menurutnya, baterai Ioniq 5 dibanderol Rp 300 juta dan hanya mampu bertahan enam tahun, sama seperti menggunakan ponsel.
“Rp 300 juta dibagi 6 tahun = Rp 50 juta/tahun. Artinya baterainya Rp 4 juta per bulan. Misalkan saja Rp 1 juta per minggu,” ujarnya dari akun X.
Belakangan, ada yang membagikan gambar di akun X dan mengatakan betapa mahalnya aki mobil Ioniq 5.
Biaya baterai kendaraan listrik
Processing Engineer Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) Fajar Ahya tahun lalu mengatakan, harga aki mobil listrik Hyundai Ioniq 5 versi Long Range berkisar Rp 300 – 400 jutaan.
Varian yang lebih panjang mengusung baterai 72,6 kWh. Selain itu, Hyundai juga menawarkan model Ioniq 5 Standard Range dengan baterai lebih kecil 58 kWh.
Hyundai Motors Indonesia (HMID) memberikan garansi 8 tahun atau 160 kilometer, mana yang lebih dulu, untuk baterai Ioniq 5.
Lalu apa yang harus dilakukan konsumen ketika garansi baterai habis? Berapa lama mobil listrik bisa digunakan? Lantas, benarkah umur baterai mobil listrik harus segera diganti setelah 8 tahun?
Secara umum baterai mobil listrik bisa bertahan 10-20 tahun, kata JD Power. Namun, ada berbagai faktor yang dapat mengurangi masa kerjanya.
Misalnya, baterai bisa cepat rusak dalam cuaca panas karena suhunya tidak sesuai untuk kendaraan listrik.
Selain itu, pengisian baterai pada port Level 3 atau yang disebut PLN sebagai ultra-fast charging dapat menyebabkan baterai menjadi panas karena proses pengisiannya yang begitu cepat.
Jika Anda ingin mendapatkan gambaran pasti tentang bagaimana baterai mobil listrik rusak, data statistik dapat membantu. Misalnya data yang dikumpulkan tentang baterai mobil listrik Tesla dari penelitian dan analisis NimbleFins.
Data menunjukkan bahwa hampir semua kendaraan listrik Tesla kehilangan sekitar 1 persen jangkauannya setiap tahun. Artinya, Anda dapat mengisi daya baterai hingga kapasitas 90 persen setelah sepuluh tahun.
Namun tidak semua baterai pada mobil listrik jelek. Itu semua tergantung pada perilaku pengguna dan kontrol suhu yang tepat untuk menjaga baterai tetap dingin.
(hidup/hidup)
Tinggalkan Balasan