Jakarta, jurnalpijar.com.
Inggris mengumumkan penghentian pasokan senjata ke Israel pada hari ini, Selasa (30/7).
Perkiraan waktu pengumuman tersebut diungkapkan oleh sumber-sumber Israel yang mengetahui masalah penjualan senjata tersebut.
Namun, mereka juga meyakini jadwal pengumuman tersebut bisa saja berubah karena adanya serangan Hizbullah ke Israel pada pekan lalu.
Keputusan ini diambil setelah Mahkamah Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (IC) mengakui pendudukan Israel di Gaza sebagai tindakan ilegal.
“Ada peninjauan kembali terhadap kepatuhan Israel terhadap hukum kemanusiaan internasional,” kata juru bicara pemerintah Inggris kepada The Telegraph.
The Telegraph melaporkan bahwa masalah pembatasan senjata masih belum jelas.
Jika pembatalan pengiriman senjata ini tetap dilakukan, hal ini akan menandai perubahan signifikan antara pemerintahan Inggris saat ini dan pemerintahan sebelumnya.
Saat ini, Inggris diperintah oleh Partai Buruh. Sebelumnya, negara tersebut dipimpin oleh Partai Konservatif yang pro-Israel.
Sebuah sumber di Israel mengatakan pembatasan senjata adalah langkah politis yang bertujuan untuk memenangkan basis Partai Buruh.
Pada tahun 2023, Inggris menjual komponen untuk jet tempur F-15, F-16 dan F-35 Israel, serta helikopter, kapal selam, dan pelindung tubuh. Ekspor ke Israel senilai £18,2 juta atau sekitar Rp381 miliar.
Sejak tahun 2008, Inggris telah mengekspor senjata senilai lebih dari £576 juta atau sekitar Rp 12 triliun, dan telah mengeluarkan 108 izin ekspor sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Netanyahu menanggapi serangan Hamas dengan agresi besar-besaran. Akibat operasi tersebut, lebih dari 39.000 orang tewas di Palestina, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan (isa/bac)
Tinggalkan Balasan