Jakarta, jurnalpijar.com –
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengamankan dokumen pembelian dan barang bukti elektronik dalam kasus dugaan korupsi jual beli gas antara PT Perusahaan Gas Negara (PT PGN) dan PT Inti Alasindo Energi (PT IAE) pada tahun 2017-2021.
Hal ini merujuk pada hasil penggeledahan beberapa rumah yang dilakukan BPK dalam kasus tersebut.
Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan, kegiatan penggeledahan tersebut terkait dengan kasus yang dilakukan tersangka DP selaku direktur bisnis PT PGN dan II selaku komisaris PT IAE.
“Yang pertama adalah rumah pribadi AM. Yang dimaksud adalah mantan pegawai PT PGN. Yang kedua adalah rumah pribadi Hai yang juga mantan karyawan PT PGN. Yang ketiga adalah rumah pribadi DSW yang merupakan mantan Direktur PT PGN, kata Tessa di Gedung KPK Merah Putih, Jakarta, Jumat ( 21/6).
Dari kegiatan tersebut, penyidik mengamankan barang bukti berupa dokumen terkait jual beli gas antara PT PGN dengan PT IAE beserta barang bukti elektronik terkait kasus tersebut, jelas Tessa.
Tessa mengungkapkan, penggeledahan dilakukan di beberapa lokasi di Jakarta pada 19-20 Juni 2024.
Tessa tidak merinci lokasi masing-masing rumah pribadi yang diserahkan. Namun, kata dia, ketiga rumah tersebut berlokasi di Jakarta Barat dan Selatan.
Jadi di sini informasinya hanya di kawasan Tomang, Jakarta Barat; di Kebun Jeruk, Jakarta Barat; dan di Duren Tigi, Jakarta Selatan. Itu saja informasi yang bisa diberikan oleh rekan-rekan penyidik, kata Tessa.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerapkan Pasal 2 atau Pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Korupsi (UU Tipikor) terkait kerugian keuangan negara dalam penyelesaian kasus dugaan korupsi di PT PGN.
Berdasarkan perkiraan awal KPK, kasus ini menimbulkan kerugian keuangan negara hingga ratusan miliar rupee. (pop / adalah)
Tinggalkan Balasan