Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 29 Agu 2024

SD Perdana Sukamara, ‘Menyala’ di Tengah Kebun Sawit Sampoerna


					SD Perdana Sukamara, ‘Menyala’ di Tengah Kebun Sawit Sampoerna Perbesar

Sukamara, jurnalpijar.com —

Sekolah Dasar Perdana Sukamara di Kalimantan bisa membanggakan kecemerlangannya, meski terletak di tengah perkebunan kelapa sawit PT Sampoerna Agro  Tbk.

Berjarak 16 kilometer dari landmark Sukamara, SD yang berada di pusat kota Clementon ini dapat ditempuh dalam waktu 30 menit berkendara menggunakan mobil atau sepeda motor. Saat kami mendekat, kami melihat tanda berwarna biru di pinggir jalan bertuliskan Sampoorna Agro.

Ya, Anda sedang memasuki perkebunan kelapa sawit milik Putera Sampoerna. Beliau merupakan generasi ketiga pendiri Perusahaan Rokok HM Sampoerna.

Sejauh mata memandang, terdapat pohon palem di kanan dan kirinya. Jalannya pun unik, lengkap dengan kap truk pengangkut tandan buah sawit segar (TBS).

Maraknya bisnis kelapa sawit tidak menyurutkan keinginan untuk belajar. Di tengah perkebunan kelapa sawit Sampoorna berdiri sebuah bangunan kokoh yaitu SD Perdana Sukmara.

Kepala Sekolah SD Perdana Sukamara Krisdiana mengatakan, Sampoorna Agro mengelola perkebunan kelapa sawit sejak tahun 1997. Empat tahun kemudian, sekolah tersebut masih berdiri meski berada di bawah naungan perusahaan Human Resource Development (HRD).

Guru Kat Maharani juga bercerita tentang perjuangan SD Pradana Sukmara. Ia sepakat bahwa sekolah dasar yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit telah mengalami sejarah perubahan.

“Saya di sini (SD Sakamara) sejak tahun 2011, sejak saya lulus kuliah, baru satu bulan. Tentu orang tua saya bekerja di sini (Saporna Agro), diminta membantu di sekolah,” ujarnya. Singkat cerita saat berbicara di SD Perdana Sukamara, Kalimantan Tengah, Sabtu (22/6).

“Saya mencoba membantu di sini, alhamdulillah saya masih hidup sampai sekarang. Dari pengerjaan kayu sampai finishing, alhamdulillah semuanya beton. Tahun 2011 kacanya masih kayu, lantainya masih semen. Masuklah,” katanya.

Ia sempat menjabat sebagai Kepala Sekolah SD Krisdiana Perdana, lalu fokus mendukung Putra Sampoorna Foundation (PSF) untuk mengembangkan sekolah tersebut. Ia mengatakan, kehadiran PSF yang bergabung dengan SD Perdana sejak Februari 2022 menjadi pembuka jalan.

PSF menawarkan dua kursus pelatihan kepada guru di Sekolah Dasar Perdana, yang langsung efektif. Sebulan kemudian, sekolah tersebut terpilih menjadi sekolah percontohan di bawah kepemimpinan Cresediana, atas inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadeem Makram.

“Sebelum ada pelatihan (dari PSF), jujur ​​saja, SD-nya tidak dikenal, SD-nya memang (tidak diketahui), kalaupun rapat atau pertemuan, kami tertinggal sama sekali. Nama,” kata Crisdiana.

“Jumlah SD di Sakamara sebanyak 49. Bagaimana kabar SD Negeri, SD (Swasta)?” Kami yang kemarin lulus sekolah mengemudi, yang pertama (di Sakamara) tahun 2022. PSF (dan SD Prime) masuk,” jelasnya.

Dalam dua tahun bersama Putra Sampoorna Foundation, SD Perdana telah berkembang pesat. Sekolah tersebut kini berada di bawah naungan Yayasan Perdana Medica Kämmerling.

Crisdiana mengatakan, jumlah siswanya akan mencapai 405 orang pada tahun 2022/2023. Bahkan, kata dia, banyak anak yang ingin bersekolah di SD.

Pada akhirnya, pihak sekolah berusaha membatasi kepemimpinan pada 21 guru terbanyak. Hampir semua staf pengajar mengatakan mereka memiliki gelar sarjana di bidang pendidikan.

Ia menjelaskan, kelas yang lebih kecil yakni Kelas 1 SD dan SD 2 hanya memiliki 25 siswa di setiap kelasnya. Selain itu untuk kelas besar, untuk kelas 3 SD-6 SD bervariasi, setiap kelas dapat menampung 35 anak.

Kat Mehrani setuju dengan komentar kepala sekolah. Guru SD Perdana itu mengatakan, siswa yang mendaftar setiap tahun baru tidak hanya anak-anak pekerja Sampoorna Agro.

Bahkan, kata Kit, ada anak-anak yang ingin bersekolah di SD Perdana, yang berasal dari desa lain yang dekat dengan perkebunan sawit.

“Mereka adalah pekerja asing (anak-anak).” Sebenarnya jujur ​​saja, tempatnya terbatas. Tapi, ‘Mama suka pendiam’, buruh punya banyak anak, itu tantangan dan perhatian kita. Di sana,” katanya.

“Tidak ada biaya sekolah. Belum ada penerimaan dari pihak luar (kecuali anak karyawan Sampoorna Agro), kami menggunakan dana Bantuan Pengelolaan Sekolah (BOS). Sekitar 5% berasal dari luar negeri (jumlah siswa). Di luar, periksa nomor satu. “Kalau kursi masih tersedia, akan diterima,” kata Cutty.

Berbagai prestasi yang diraih SD Pardana menunjukkan sekolahnya cemerlang. Cahayanya juga menerangi Samara Samara, Kalimantan Tengah.

Hal ini juga serupa dengan inisiatif PSF untuk mendukung SD Perdana Sukmara di sini. Ketua Eksekutif Putera Sampoerna Foundation, Agastya Wahyudyatmika mengatakan timnya berkomitmen mendukung keberadaan SD Perdana sebagai bagian dari kegiatan Lighthouse School Program (LSP).

“Filosofinya adalah menjadikan sekolah dasar sebagai sekolah mercusuar yang menerangi lingkungannya,” demikian keterangan Keberagaman Kreativitas Siswa Mandiri di Balai Latihan Guru, Sukmara, Clementon Tengah, Kamis (20/6).

“Dua tahun terakhir teman yayasan (Prime Medica Kämmerling Foundation) dan tim Ibu Chris (Kepala SD Cresediana Pridana Sukamara) melatih para guru, kami telah melatih manajemen sekolah, manajemen sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler, ” jelasnya. Agustus.

Bahkan, Augustia menyebutkan, sudah ada 700 tenaga pengajar di Sukamara yang mengikuti pelatihan selama dua tahun terakhir.

Ia mengatakan jumlah ini sudah mencapai 50% dari populasi guru di Sukkur. Rinciannya, PSF setiap tahunnya mengadakan sekitar 56 pelatihan bersama kelompok SD Pradana Sukmara.

“Mudah-mudahan sekarang tidak hanya satu sekolah yang tumbuh, tapi mudah-mudahan tumbuh di sekolah-sekolah sekitar,” ujarnya.

(skt/sfr)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kode Pamitan Sri Mulyani: I’m Gone

20 September 2024 - 14:14

Rupiah Tertekan ke Rp16.228 Pagi Ini Imbas Kondisi Politik AS

20 September 2024 - 04:15

Melihat Besaran Gaji PNS Kementerian Keuangan

19 September 2024 - 19:14

Trending di Ekonomi