Menu

Dark Mode

Nasional · 30 Agu 2024

Yudian Wahyudi, Kepala BPIP yang Bikin Aturan Paskibraka Lepas Jilbab


					Yudian Wahyudi, Kepala BPIP yang Bikin Aturan Paskibraka Lepas Jilbab Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com.

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menjadi sorotan publik setelah Paskibraka pada 17 Agustus mengeluarkan keputusan bahwa perempuan di tingkat nasional tidak boleh berhijab saat pelantikan dan upacara kenegaraan.

Sebagai penanggung jawab Paskibraka nasional, BPIP mendapat kecaman dari organisasi masyarakat (ormas) keagamaan Islam, pimpinan DPR RI, hingga netizen.

Yudian adalah dosen dan guru besar di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (SIN) Sunan Gunung Kalijaga. Pada tahun 2016-2020 menjadi rektor kampus tersebut.

Semasa menjadi rektor, ia juga menjadi sorotan karena mempertahankan disertasinya, “Konsep Muhammad Sahroor tentang Milk al-Yameen sebagai Legalitas Hubungan Seksual Di Luar Nikah,” yang ditulis oleh mahasiswanya Abdul Aziz.

Berdasarkan laman resmi UIN Sunan Gunung Kalijaga, Yudian saat ini berstatus aktif mengajar. Ia mengajar mata kuliah Hermeneutika Islam, Maqasid Syariah: Teori dan Metodologi, serta Kajian Al-Quran dan Al-Hadits dari Perspektif Pendidikan Islam.

Yudian memperoleh gelar sarjana dan magister dari UIN Yogyakarta (saat itu IAIN). Setelah memperoleh gelar sarjana, ia mempelajari keadilan agama. Ia kemudian mengambil spesialisasi dalam studi Islam dan menerima gelar master.

Beliau memperoleh gelar Doctor of Science (PhD) dari McGill University, Kanada. Ia kemudian bersekolah di Harvard Law School di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2002-2004.

Yudian aktif menulis artikel dan buku ilmiah. Beberapa karyanya adalah artikel berjudul “Filsafat dan Teori Islam” (1995), “Salafisme dan Sekularisme Hasan Hanafion” (2006) dan “Filsafat Hukum Islam dari Harvard hingga Sunan Kalijag” (2014).

Ia juga sangat produktif sebagai penerjemah. Yudian telah menerjemahkan 40 buku berbahasa Arab, 13 buku berbahasa Inggris, dan dua buku berbahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia.

Yudian menjabat Kepala BPIP sejak 5 Februari 2020.

Banyak kontroversi

Yudian beberapa kali menjadi sorotan karena pernyataan dan pernyataan kontroversialnya.

Saat menjabat Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Yudian pada pertengahan tahun 2018 mengeluarkan kebijakan yang melarang mahasiswi bercadar di kampus. Aturan ini tertuang dalam surat keputusan B-1031/Un.02/R/AK.00.3/. 02/2018 tentang Pembinaan Siswa Perempuan Bercadar yang dirilis pada bulan Februari 2018.

Kemudian, pada Februari 2020, Yudian melontarkan pernyataan yang bertentangan dengan agama Pancasila, tak lama setelah ia dilantik sebagai Kepala BPIP. Ia mengatakan, ada kelompok yang mereduksi agama hanya untuk kepentingannya sendiri, yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

“Minoritas ini mau melawan Pancasila dan mengklaim dirinya mayoritas. Itu berbahaya. Jadi jujur ​​​​saja musuh terbesar Pancasila adalah agama, bukan etnis,” kata Youdian.

Selain itu, pada bulan Agustus 2021, BPIP yang dipimpin oleh Youdian mengadakan lomba karya tulis dengan dua topik: “Menghormati Bendera Menurut Syariat Islam” dan “Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Syariat Islam”.

Yudian juga berencana memanfaatkan sejumlah platform media sosial untuk memperkenalkan Pancasila kepada generasi muda. Platform media sosial yang digunakan mulai dari YouTube, blog hingga TikTok di awal tahun 2020.

Terbaru, Yudian mengaku ibu-ibu Paskibrak boleh melepas hijab saat pelantikan dan upacara pengibaran bendera negara.

Menurut Yudian, hal itu disepakati dalam surat pernyataan niat yang bermaterai Rp10.000. Ia juga menyatakan, anggota Paskibraka mengikuti aturan tersebut secara sukarela.

“Kecuali pada acara pelantikan Paskibraka dan pengibaran Merah Putih pada upacara kenegaraan, perempuan Paskibraka mempunyai hak untuk berhijab. Dan BPIP menghormati hak kebebasan berhijab. BPIP mengikuti dan selalu mengikuti konstitusi,” Youdian ungkapnya dalam jumpa pers, Rabu (14/8).

Namun pihak Istana telah mengoreksi aturan tersebut. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan, perempuan Paskibrak tetap boleh berhijab saat upacara pengibaran bendera sesuai pilihannya masing-masing. (yala/tsa)

This article has been read 3 time

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Read More

Walkot Ajak Anak Muda Semarang Jadi Agen Ketahanan Pangan

6 November 2024 - 03:15

Muhadjir Kunjungi Brazil Belajar Program Makan Siang Gratis

5 November 2024 - 19:15

MKD Panggil Redaksi Tempo soal Berita Suap Kuota Haji di DPR

5 November 2024 - 13:16

Trending on Nasional