Jakarta, jurnalpijar.com –
PT Pertamina (Persero) mengumumkan strategi keselamatan dan kelestarian lingkungan pada acara Konferensi CEO Berbagi Energi Indonesia Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition Forum ke-48 pada Selasa (14/5).
Strategi tersebut dijelaskan oleh Nick Vidyawati, Direktur Utama Pertamina yang turut serta dalam acara tersebut. Nick mengatakan energi mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada saat yang sama, Pertamina yang mendukung tujuan net zero emisi pada tahun 2060 juga harus menjamin ketahanan energi dan mengurangi emisi karbon.
Langkah awal yang dilakukan Pertamina adalah memperkuat bisnis legacy dengan memaksimalkan dan membangun infrastruktur hulu, tengah, dan hilir.
“Dari indeks ini, tantangan terbesar di Indonesia adalah aksesibilitas, dan tantangan kedua adalah keterjangkauan,” kata Nick. Jadi kita perlu mengatasi masalah ini dengan benar dalam rencana strategis kita.”
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertamina kemudian berupaya mengadopsi transisi energi secara bertahap. Ketahanan energi akan terus meningkatkan pengembangan usaha rendah karbon sekaligus memperkuat industri minyak dan gas.
“Kami juga dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasel, bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) dan bahan bakar karbon seperti solusi berbasis alami dan CCUS (penangkapan, penggunaan, dan penyimpanan karbon),” kata Nick.
Nick menegaskan, misi Pertamina adalah memperkuat daya beli Indonesia melalui peningkatan pengembangan industri, sekaligus memastikan energi terjangkau bagi masyarakat.
Operasional tersebut, kata dia, mengedepankan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang menjadikan Pertamina sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, dengan tetap menjaga keberlanjutan. Proses internal Pertamina terbukti mampu menurunkan emisi karbon sebesar 34% pada tahun 2023.
“Ini semua tentang strategi Pertamina tentang seberapa baik kita mengelola keseimbangan antara ketahanan energi dan kelestarian lingkungan,” kata Nick. Kami percaya bahwa semua program ini memiliki kunci digitalisasi, keberlanjutan dan penyiapan sumber daya manusia serta pengembangan teknologi.” menjelaskan. (rea/rir)
Tinggalkan Balasan