Jakarta, jurnalpijar.com —
Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun secara tidak sengaja memecahkan guci Zaman Perunggu di sebuah museum arkeologi di Haifa, Israel.
Artefak kuno, yang menurut para ahli berusia setidaknya 3.500 tahun, dipajang tanpa kaca di dekat pintu masuk museum pada saat kejadian.
Menurut laporan CNN yang mengutip BBC, ayah anak laki-laki tersebut mengatakan putranya “mengeluarkan stoples sedikit” saat berkunjung ke museum pada hari Jumat karena dia “penasaran dengan apa yang ada di dalamnya”. Ayah anak laki-laki tersebut mengatakan dia terkejut menemukan putranya di samping guci antik yang rusak.
Awalnya dia mengira bukan anaknya yang memecahkan guci tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Museum Hecht membela keputusannya untuk menampilkan beberapa benda tanpa kaca pelindung. Mereka juga menambahkan bahwa sang pendiri, Reuben Hecht, menekankan untuk membuat artefak tersedia untuk umum.
“Pihak museum meyakini ada keindahan tersendiri melihat temuan arkeologis tanpa hambatan apa pun,” demikian keterangannya, mengutip CNN, Kamis (29/8).
Pihak museum menambahkan bahwa mereka “akan melanjutkan tradisi ini” meskipun ada insiden tersebut.
Pihak museum meyakini artefak tersebut dibangun antara tahun 2200 SM. dan 1500 SM Sebelum masa pemerintahan Raja Daud dan Raja Sulaiman, yang memerintah kerajaan kuno Israel dan Yehuda pada abad ke-9 SM, bejana ini digunakan untuk menyimpan dan mengangkut cairan seperti anggur atau minyak zaitun.
Meskipun para arkeolog telah menemukan kapal serupa di masa lalu, sebagian besar dari kapal tersebut rusak atau tidak lengkap, menurut museum. Fakta bahwa barang bukti itu ditemukan dalam keadaan utuh menjadikannya sebuah “penemuan yang luar biasa”, tambah pernyataan itu.
Direktur museum Inbal Rivlin mengundang anak laki-laki tersebut dan ibunya, yang juga hadir pada kejadian tersebut, kembali ke museum untuk tur pribadi.
“Museum ini bukan mausoleum tapi tempat tinggal, terbuka untuk keluarga (dan) dapat diakses,” kata Rivlin kepada outlet berita Israel Ynet.
“Kami menghimbau kepada orang tua: Jangan takut. Hal seperti ini bisa terjadi. Kami akan perbaiki (guci) dan kembalikan,” lanjutnya.
Rivlin mengatakan, pihaknya juga memasang tanda-tanda baru yang menunjukkan benda mana saja yang boleh dan tidak boleh disentuh.
Museum Hecht dibuka di halaman Universitas Haifa pada tahun 1984. Museum ini berisi temuan arkeologis dari zaman Kalkolitik (sekitar 4500 SM hingga 3500 SM).
Seorang ahli restorasi telah diminta untuk memperbaiki guci yang rusak tersebut dengan menggunakan foto, kata pihak museum.
“Guci tersebut akan dikembalikan ke tempatnya dalam waktu singkat,” lanjut pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa museum akan menggunakan restorasi tersebut sebagai kesempatan untuk mengedukasi masyarakat.
Sementara itu, ayah anak laki-laki tersebut mengatakan kepada BBC bahwa dia menyesalkan guci tersebut “tidak akan pernah sama lagi”.
(grup/dmi)
Tinggalkan Balasan