Menu

Mode Gelap

Otomotif · 27 Sep 2024

Kandungan Sulfur Pertamax 400 PPM, Tergolong BBM Kotor?


					Kandungan Sulfur Pertamax 400 PPM, Tergolong BBM Kotor? Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Rachmat Kaimuddin, Wakil Direktur Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengatakan masih ada kendala dalam implementasi proyek bahan bakar Euro 4 (BBM) di Indonesia.

Menurut dia, bahan bakar dengan spesifikasi sesuai Euro 4 antara lain Pertamax Green, Pertamax Turbo RON 98 dengan batas sulfur 50 ppm. Namun ketersediaannya masih terbatas di dalam negeri.

Saat ini Pertalite belum memenuhi standar Euro 4 karena menggunakan RON 90 dan kandungan sulfur 500 ppm. Pertamax memenuhi syarat RON 92, namun kandungan sulfurnya dikatakan 500 ppm.

Menurut Undang-Undang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 20 Tahun 2017, bensin yang termasuk dalam Euro 4 memiliki RON minimal 91 tanpa timbal dan kandungan sulfur maksimal 50 ppm.

“Ini tentu memerlukan persiapan dari pihak pertamina, kilang minyak. Jadi dilakukan di daerah, bertahap tiap daerah. Rencananya bisa diselenggarakan sepenuhnya di dalam negeri (bahan bakar rendah sulfur) di tingkat nasional. akhir tahun 2027 atau awal tahun 2028. Tapi tiba-tiba ada tempat dan jenis bahan bakar (“Taimakon”) solar sudah siap untuk Jakarta dan sekitarnya,” kata Rachmat sebelumnya.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menjawab, kandungan sulfur pada Pertalite dan Pertamax hampir sama sehingga masuk dalam standar Euro 2. Kandungan sulfur kedua minyak tersebut tergolong kotor.

Meski demikian, menurut Heppy, kandungan sulfur pada Pertamax masih memenuhi ketentuan pemerintah. Sekadar informasi, batas maksimal kandungan sulfur yang ditetapkan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi untuk bahan bakar RON 92 adalah 400 ppm.

Ditegaskannya, kandungan sulfur pada Pertamax berdasarkan hasil uji mutu yang dilakukan Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas (BBPMGB), Dirjen Migas Kementerian ESDM, kurang dari 400 ppm.

“Kami sudah memastikan seluruh produk BBM Pertamina telah memenuhi standar terkait. Meski kandungan sulfur Pertamax masih di bawah 400 ppm, namun masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas Pertamax,” kata Heppy, dikutip detikFinance.

Epidemiolog Universitas Indonesia, Budi Haryanto, mengatakan Indonesia membutuhkan bahan bakar berkualitas Euro 4 yang mampu mengurangi polusi udara hingga 55 persen karena berkurangnya PM2,5 di udara.

Budi mendesak pemerintah segera menaikkan harga bahan bakar jenis Euro 4 untuk mengurangi polusi udara akibat Nitrogen Oksida (NOx) dan PM2.5.

“Setiap 10 meter kubik PM 2.5 dikaitkan dengan peningkatan kanker paru-paru, jika polusi udara dibiarkan meningkat tanpa mengambil tindakan segera, jika kita mulai menyerang kualitas bahan bakar Euro 4 dan jika diterapkan, katakanlah 45-55 persen polusi udara akan teratasi,” katanya. ujarnya dalam webinar, Rabu (11/9).

Budi menjelaskan, bahan bakar yang salah menimbulkan berbagai penyakit, termasuk pneumonia atau radang paru-paru akibat infeksi pada saluran pernapasan bagian bawah.

Menurut Budi, kanker paru merupakan penyakit akibat polusi udara dan menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia.

(grup/mikrofon)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Indonesia Cari Litium Bahan Baterai Mobil Listrik Sampai ke Zimbabwe

6 November 2024 - 04:15

Respons Toyota Usai Prabowo Larang Menteri Pakai Mobil Impor

5 November 2024 - 22:15

Masalah Kendaraan Listrik di Indonesia Versi Moeldoko

5 November 2024 - 08:15

Trending di Otomotif