Jakarta, CNN Indonesia –
Setelah Israel melancarkan ribuan serangan dalam 48 jam terakhir, Lebanon dalam bahaya.

Dengan 1.600 serangan udara, Israel dengan ganas menyerang Lebanon selatan, pusat kekuatan Hizbullah.
Hizbullah tidak tinggal diam. Mereka membalasnya dengan roket ke arah utara Israel.
Hanya serangan rudal Israel yang digagalkan atau dibalas oleh Hizbullah. Mengapa pemerintah sementara Lebanon tidak membantu para prajurit ini?
Jawaban atas pertanyaan ini tidak lepas dari situasi politik di Lebanon.
Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia Yon Mahmudi mengatakan Lebanon terpecah secara internal dan negaranya bergantung pada Hizbullah.
“Oposisi terhadap Israel dilakukan oleh negara Lebanon namun diwakili oleh faksi perlawanan Hizbullah,” kata Yon saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (25/9).
Yon mengatakan, di antara kelompok atau kelompok Lebanon yang mendukung Hizbullah, ada juga yang menentang.
Ada banyak kelompok di Lebanon seperti Hizbullah, kelompok Sunni dan kelompok Kristen.
Yon mengatakan, jika menyangkut konfrontasi dengan Israel, kelompok Sunni pasti mendukung sistem politik Hizbullah di Lebanon.
Demikian pula, politik di Lebanon beroperasi berdasarkan sistem kepartaian yang diciptakan setelah kemerdekaan dari Perancis pada tahun 1943.
Konstitusi Lebanon menjamin keterwakilan 18 kelompok agama di pemerintahan, militer, dan layanan sipil.
Tiga jabatan penting pemerintahan yakni presiden, perdana menteri, dan ketua DPR harusnya dibagi antara umat Kristen Maronit, umat Islam Sunni, dan umat Islam Syiah.
Dalam analisis Chatham House yang diterbitkan dengan judul: Politik dan Politisi di Lebanon, mereka mengatakan bahwa sistem seperti itu diadopsi untuk membagi kekuasaan di antara para elit.
“Ini tidak seperti sistem yang bertujuan untuk memberikan tata kelola yang baik bagi suatu negara,” kata artikel tersebut.
Di dalam pemerintahan Lebanon, Hizbullah juga bekerja sebagai partai politik. Namun di luar negeri, mereka merekrut anggota dan melindungi militer, seperti dilansir CBS News.
Artinya Hizbullah memainkan peran koalisi atau bisa disebut sebagai aktor yang kompleks.
Dilaporkan juga ada 100.000 anggota Hizbullah. Sejumlah kelompok pun menduga kelompok ini memiliki perlengkapan militer dan daya tempur yang lebih baik dibandingkan negara Lebanon.
Bersambung di halaman berikutnya…