Jakarta, jurnalpijar.com –
Perempuan di Jalur Gaza Palestina menderita kondisi dan harga diri mereka akibat serangan berlebihan yang dilakukan Israel sejak tahun 2023. diluncurkan di Gaza untuk pertama kalinya pada bulan Oktober.
Komisaris Tinggi Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) Philippe Lazzarini mencoba menjelaskan penderitaan perempuan Gaza di puncak perang.
Dalam postingan tentang
Beberapa wanita bahkan mengenakan syal dan pakaian yang sama selama 10 bulan terakhir.
“Perempuan dan anak perempuan seringkali menghabiskan waktu berbulan-bulan tanpa mandi dan bahkan menstruasi tanpa mandi,” kata Lazzarini, seperti dilaporkan kantor berita Anadolu.
Lazzarini juga mengatakan banyak perempuan Gaza merasa tidak aman dan kehilangan privasi mereka di kamp-kamp pengungsi dan tempat penampungan. Mereka bahkan sepakat untuk tidak buang air kecil, makan atau minum untuk mengatasinya.
Lazzarini mengatakan kepada staf UNRWA bahwa perempuan Gaza mengakui bahwa seringkali sulit untuk menganggap mereka sebagai perempuan.
“Ini adalah bagian dari penghinaan terhadap perang,” kata Lazzarini.
Kali ini, Lazzarini kembali menyerukan gencatan senjata segera di Gaza untuk memulihkan kehidupan warga sipil.
Hamas dan Israel masih enggan melanjutkan perundingan gencatan senjata.
Jumlah korban serangan Israel di Gaza saja telah mencapai 40.000 orang, termasuk banyak anak-anak dan perempuan.
(blq/dna)
Tinggalkan Balasan