Jakarta, jurnalpijar.com –
Empat anggota sekolah silat remaja yang didirikan oleh Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah diserang dan dibunuh.
Di Boyoli, Provinsi Jawa Tengah, Kapolsek AKBP Mohamed Yoga Buana mengatakan korban dipukuli oleh empat pelaku karena memasang status di aplikasi chat menggunakan musik latar dari sekolah yang diduga pencak silat.
Keempat tersangka kini telah ditangkap polisi dari Polres Boyolali.
Menurut yoga, ketukan dilakukan dua kali. Pemukulan pertama terjadi pada 14 Juli.
Saat itu, korban berusia 16 tahun diculik dari rumahnya oleh empat tersangka dan dibawa ke lapangan di Sembungan, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyola Li.
“Itu adalah pukulan pertama,” kata Yoga.
Sedangkan pengeroyokan kedua terjadi pada 26 Juli 2024 di MIM Asemgrobong, Kecamatan Boyolari Nogosari. Saat itu, keempat tersangka membawa pulang korban.
Yoga mengatakan, menurut tersangka, penyerangan tersebut dilakukan melalui status WhatsApp korban. Sementara itu, tersangka menyebut korban bukan pelajar akademi pencak silat.
Yoga berkata, “Para tersangka tidak mengakui bahwa korbanlah yang membuat video tersebut dan menggunakan musik latar, namun meminta korban untuk menulis permintaan maaf dan berpartisipasi dalam penelitian tersebut.”
Otopsi mengungkapkan bahwa korban meninggal karena sesak napas akibat berbagai luka, termasuk beberapa luka pada organ dalam termasuk jantung, hati, paru-paru, perut, dan tulang dada.
Atas perbuatannya, keempat tersangka diprakarsai oleh RM (17), warga Ngempak, LAR (16), warga Ngempak, Rizal Saputra (19), warga Ngempak, dan Teger Yusuf Bakhtiyar (19). Nogosari menganiaya dan/atau mengancam akan menganiaya anak yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Pasal 80 KUHP memberikan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
AHD ditemukan tewas di rumahnya di kawasan Boyolali Ngemplak pada Selasa (30 Juli). Beberapa tanda kekerasan ditemukan di tubuh remaja tersebut, menurut temuan pengadilan. (Antara/Tanah Liat)
Tinggalkan Balasan