Jakarta, jurnalpijar.com.
Indonesia masih mengimpor ikan meskipun memiliki sumber daya laut yang melimpah dan berencana memproduksi susu untuk program makanan bergizi gratis.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (CSTA), realisasi impor ikan pada Januari hingga Agustus 2024 mencapai 56,8 juta kilogram (kg) atau senilai US$130,09 juta.
Impor ikan mengalami penurunan sebesar 55,63 persen menjadi 128,02 juta kg dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
“Nilai impor ikan Januari-Agustus 2024 sebesar US$130,09 juta dan volumenya 56,80 juta kilogram,” kata Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Puja Imartini dalam konferensi pers, Selasa (17 September).
Sedangkan pada bulan Agustus saja, impor ikan sebesar 9,7 juta kg atau $19,23 juta. Pengumpulan ini meningkat 42,62 persen dibandingkan Juli 2024 yang mencapai 6,8 juta kg atau US$15,63 juta.
Namun impor ikan ini mengalami penurunan sebesar 20,02 persen dibandingkan Agustus 2023 sebesar 12,13 juta kg atau senilai $23,48 juta.
Secara keseluruhan, impor ikan tertinggi pada Agustus 2024 berasal dari Tiongkok sebesar 3,4 juta kg. Kemudian 1 juta kg dari Korea Selatan.
Kemudian Rusia 618,8 ribu kg, Norwegia 571,23 ribu kg, dan Amerika Serikat 541,75 ribu kg.
Selain ikan, Indonesia masih mengimpor susu, daging sapi, mentega, gula, beras, kentang, kelapa, gandum, garam dan merica, garam, dan minyak sayur hingga Agustus 2024.
(ldi/sfr)
Tinggalkan Balasan