Jakarta, jurnalpijar.com –
World Water Forum (WWF) ke-10 akan diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024. Apa yang membuat acara internasional ini begitu penting?
Indonesia berpeluang menjadi tuan rumah World Water Forum ke-10 setelah sebelumnya diselenggarakan di Senegal pada tahun 2022. Salah satu isu mendesak yang akan diangkat dalam forum air terbesar di dunia tersebut adalah pengelolaan air secara adil dan setara.
Presiden Sekretariat Komite Nasional Organisasi Forum Air Dunia ke-10 dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Zainal Fatah mengatakan WWF akan menjadi kekuatan di Indonesia yang harus menunjukkan komitmen terhadap air. upaya manajemen. rintangan.
Pada Jumat, 10/5, Zainal mengatakan: “Forum ini merupakan kesempatan bagi negara-negara untuk berbagi pengalaman, inovasi dan solusi dalam mengelola dan melestarikan sumber daya air, terutama dampak perubahan iklim. Langit cerah.”
Forum yang mengangkat tema “Air untuk Pembangunan Bersama” atau “Air untuk Pembangunan Bersama” ini terdiri dari tiga proses utama, yaitu proses politik, proses regional, dan tema yang melibatkan seluruh aktor terkait.
Zainal mengatakan: “Setiap negara memiliki masalah dan fokus pengelolaan air, sehingga langkah-langkah regional yang komprehensif harus diambil. Untuk mencapai kebijakan tersebut, kebijakan pengelolaan air akan dibahas di semua tingkatan mulai dari pelaksana hingga kepala negara.”
Di tempat lain, Direktur Badan Meteorologi, Atmosfer, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan permasalahan air merupakan permasalahan serius dan praktis yang memerlukan perhatian seluruh negara di dunia.
Menurut dia, salah satu penyebab utama krisis air adalah peningkatan gas rumah kaca yang meningkatkan laju suhu udara.
Akibatnya, pemanasan global terus berlanjut dan berdampak pada krisis perubahan iklim yang dapat berdampak pada sumber air, pangan, dan energi.
Meningkatnya frekuensi, intensitas dan durasi bencana hidrometeorologi juga menjadi permasalahan, ujarnya dalam Konferensi Merdeka Barat (FMB) ke-9.
Berdasarkan data Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) yang dikumpulkan dari penelitian terhadap 193 negara, BMKG memproyeksikan wilayah basah atau wilayah kekeringan akan terjadi di berbagai negara pada tahun-tahun mendatang.
Artinya, banyak negara yang akan mengalami kekeringan. (Ini bisa terjadi) baik di negara maju maupun berkembang. Amerika, Afrika, dan negara lain juga sama (terkena dampaknya), kata Dwikorita.
Sebaliknya, banyak wilayah di dunia yang air sungainya melebihi normal atau meluap hingga menyebabkan banjir.
Situasi ini menjadi bukti bagaimana perubahan iklim terjadi di seluruh negara di dunia dan dampaknya akan semakin buruk jika tidak dilakukan tindakan yang tepat.
(lom/arh)
Tinggalkan Balasan