Menu

Mode Gelap

Teknologi · 1 Jun 2024

Smartfren Ungkap Peluang ‘Nikah’ usai Axiata dan Sinar Mas Teken MoU


					Smartfren Ungkap Peluang ‘Nikah’ usai Axiata dan Sinar Mas Teken MoU Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Direktur Utama PT Smartfren  Telecom Tbk Merza Fachys mengatakan pihaknya sudah memulai proses penjajakan menuju merger atau penggabungan perusahaan dengan XL Axiata. Ia berharap proses eksplorasi ini tidak berlangsung lama.

Merza mengatakan kedua pemegang saham telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait penjajakan konsolidasi antara XL dan Smartfren.

“Setelah MoU ini, kita lanjutkan proses konsolidasi, yang penting due diligence. Apa yang dilakukan? Lihat bersama-sama bibitnya bernilai apa,” kata Merza di sela-sela acara Digital Sovereign Indonesia. diselenggarakan oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) di Jakarta, Kamis (16/5).

Merza mengatakan proses uji tuntas merupakan proses “terbuka” antara kedua perusahaan. Nantinya, kata Merza, keterbukaan tersebut akan menjadi pertimbangan pernikahan mereka.

Merza belum bisa memastikan kapan merger XL dan Smartfren akan dilakukan. Namun, dia berharap proses eksplorasi tersebut tidak berlangsung lama.

“Kami berharap tidak terlalu lama. Saya sudah menginginkannya,” ujarnya.

Sebelumnya, Axiata Group Berhad (Axiata atau Grup) dan PT. Wahana Inti Nusantara (PEMENANG); PT. Nusa Data Global (GND); dan PT Bali Media Telekomunikasi (BMT) atau bersama-sama disebut Sinar Mas mengumumkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger antara XL Axiata dan Smartfren untuk membentuk entitas baru.

“Rencana transaksi ini masih dalam tahap evaluasi awal, dimana Axiata dan Sinar Mas menargetkan untuk tetap menjadi pemegang saham mayoritas MergeCo,” demikian bunyi siaran pers 15 Mei.

Saat ini, diskusi yang sedang berlangsung antara para pihak dilaporkan belum menghasilkan perjanjian merger yang mengikat atau finalisasinya.

Validasi merger dan penciptaan nilai bagi pemegang saham, uji tuntas, penyusunan rencana bisnis bersama dan kesepakatan mengenai syarat-syarat penting akan menjadi kegiatan utama yang dilakukan dalam tahap penjajakan yang tertuang dalam MoU.

“Kami tentu berharap jika kedua pemegang saham telah melihat semua sisi positif yang diamati selama penelitian atau uji tuntas atau due diligence dalam bahasa Indonesia, tentu kami berharap mereka akan menikah,” kata Merza.

“Tapi MoU ini tidak menjamin ‘perkawinan’ itu akan terlaksana,” ujarnya.

Ekspansi 5G

Proyek merger ini sendiri didukung oleh opsi lain.

“Operator telekomunikasi butuh skala, kita tahu membagi skala Indonesia empat daripada membagi tiga tentu lebih sehat dan membaginya tiga,” kata direktur dan direktur komersial PT Indosat Tbk ini. Muhammad Danny Buldansyah di kantor Indosat, Rabu (3/4).

“Itu lebih baik bagi mereka, lebih cepat lebih baik,” katanya.

Menurutnya, perluasan teknologi 5G akan lebih mudah dengan adanya merger.

“Saya kira pembagian spektrum itu akan lebih praktis bagi pemerintah, lebih mudah. ​​Bahkan sekarang sekalipun lelang, kalau ada operator yang spektrumnya lebih sedikit dari yang lain, itu dianggap tidak adil bukan? Kesetaraan seperti itu perlu diperhatikan, kalau ada tiga operator. “Lebih mudah membagi spektrum,” kata Danny.

Kenapa saya bicara soal spektrum? Karena 5G pada dasarnya adalah spektrum yang dimiliki, jadi dengan tiga operator, maka penerapan 5G di Indonesia akan jauh lebih baik dibandingkan jika ada empat, imbuhnya.

(lom/dmi)

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gunung Bawah Laut Ditemukan di Chile, 4 Kali Tinggi Burj Khalifa

3 November 2024 - 07:15

PODCAST: Budi Arie Blak-blakan soal Lima Bandar Judi Online

3 November 2024 - 03:16

Program Sanitasi Era Covid Asal Lampung Raih Penghargaan dari Jepang

3 November 2024 - 02:14

Trending di Teknologi