Jakarta, jurnalpijar.com —
Perusahaan induk Facebook dan Instagram, Meta, telah menghapus ratusan akun palsu yang dijalankan oleh perusahaan Israel yang menargetkan orang-orang di AS dan Kanada.
Meta mengatakan pihaknya mengidentifikasi 510 akun Facebook, 11 halaman, satu grup, dan 32 akun Instagram terlibat dalam aktivitas tidak pantas.
Cerita-cerita yang datang dari Israel ini terutama tentang perang antara Israel dan Hamas serta politik di Timur Tengah, kata Meta, mengutip Anadolu, Kamis (30/5).
Artikel-artikel tersebut, sebagian besar dalam bahasa Inggris, berisi seruan pembebasan para sandera, pujian dan dukungan terhadap pendudukan Israel, dan kecaman atas serangan anti-pemerintah terhadap sekolah-sekolah yang dilakukan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA).
Laporan tersebut juga menemukan bahwa beberapa artikel dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Orang-orang yang memulai proyek ini menggunakan akun palsu dan akun palsu. Sebaliknya, mereka menggunakan peristiwa nyata atau peristiwa Vietnam untuk mempromosikan popularitas konten mereka.
Mengutip Reuters, Meta mengatakan akun tersebut milik pelajar Yahudi, warga Afrika-Amerika, dan warga negara asing, serta orang-orang dari Amerika Serikat dan Kanada. Setelah melakukan penelitian, kampanye tersebut bermitra dengan STOIC, sebuah perusahaan periklanan politik yang berbasis di Tel Aviv.
Laporan terbaru tersebut merupakan yang pertama menunjukkan penggunaan kecerdasan buatan (AI) sejak teknologi tersebut muncul pada akhir tahun 2022.
Para ilmuwan khawatir bahwa kecerdasan buatan, yang dapat dengan cepat dan murah menghasilkan kata-kata, gambar, dan suara yang mirip manusia, dapat menyebabkan meluasnya kampanye pembunuhan dan penipuan pemilu.
Beberapa pejabat keamanan Meta mengatakan mereka telah membantah kebohongan tersebut. Selain itu, menurut Meta, konten buatan AI di platformnya masih jauh dari kenyataan sehingga mudah dibedakan dengan konten aslinya.
“Ada beberapa contoh di jaringan ini tentang bagaimana mereka menggunakan alat AI untuk menciptakan sesuatu. Mungkin ini memberi mereka peluang untuk melakukannya dengan cepat atau dalam volume besar. Namun hal itu tidak terlalu memengaruhi kemampuan kita untuk mendeteksinya.” oleh Meta, Mike Dviyanski.
(titik/dmi)
Tinggalkan Balasan