Jakarta, jurnalpijar.com —
Presiden Vladimir Putin mengancam akan menembakkan rudal ke Amerika Serikat dan Eropa jika Ukraina diizinkan menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia.
Peringatan Presiden Putin itu disampaikan saat pertemuan dengan redaksi kantor berita internasional pada Rabu (5/6).
“Jika kami menemukan negara-negara ini terlibat perang dengan Federasi Rusia, kami mempunyai hak untuk bertindak dengan cara yang sama. Secara umum, ini adalah jalan menuju masalah yang sangat serius,” kata Putin, Kamis. melalui Reuters. . (6/6).
Namun, dia tidak merinci secara spesifik mengenai sasaran rudal tersebut.
Komentar Putin muncul setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy meminta persetujuan AS untuk menggunakan senjata buatan Barat dalam perang melawan Rusia.
Senjata yang dimaksud adalah senjata yang diyakini berpotensi membawa kemenangan bagi Ukraina, termasuk ATACMS yang memiliki jangkauan hingga 300 kilometer dari titik peluncurannya.
Presiden Zelenskiy percaya bahwa jika Amerika mengizinkan penggunaan senjata jarak jauh, sekutu lainnya, seperti Inggris, akan mengikuti jejaknya.
Namun, AS melarang Ukraina meluncurkan ATACMS ke Rusia. Hal ini hanya memungkinkan pasukan Zelensky untuk membalas pasukan Rusia di dekat Kharkov.
Sementara itu, Inggris mengatakan pihaknya mempunyai hak untuk menggunakan senjata yang dipasok oleh Ukraina untuk menyerang sasaran Rusia.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Putin juga menyinggung risiko eskalasi nuklir dalam perang di Ukraina. Ia mengkritik asumsi negara-negara Barat bahwa Rusia tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir.
“Untuk beberapa alasan, Barat percaya bahwa Rusia tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir. Kami memiliki doktrin nuklir. Mari kita lihat apa yang tertulis di sana,” kata Putin.
“Jika tindakan seseorang mengancam kedaulatan dan keutuhan wilayah negara kami, kami yakin kami bebas menggunakan segala cara yang kami miliki. Hal ini tidak boleh dianggap enteng dan dangkal.”” ujarnya.
Doktrin Nuklir Rusia tahun 2020 menetapkan kondisi di mana Presiden Rusia dapat mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir, biasanya sebagai respons terhadap serangan yang menggunakan senjata nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya, atau sebagai respons terhadap penggunaan senjata konvensional terhadap Rusia akan dilakukan dalam “kasus berikut” tergantung situasinya. Kelangsungan hidup bangsa terancam. ”
Rusia telah menginvasi Ukraina sejak Februari 2022. Sejauh ini, belum ada tanda-tanda gencatan senjata antara kedua negara. (Isa/DNA)
Tinggalkan Balasan