Jakarta, jurnalpijar.com —
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan penerapan jalan tol contactless atau Multi Lane Free Flow (MLFF) tidak akan mempengaruhi tarif tol.
Direktur Jenderal Bina Marga (Dirgen) Kementerian PUPR Heidi Rhadian mengatakan peralihan pembayaran non tunai ke MLFF dengan menyadap uang elektronik diatur dalam sistem tol, sehingga tidak akan mengubah tarif tol.
“Tarif ini sudah termasuk pungutan tol. Jadi tidak ada perubahan tarif apapun,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/5).
Lebih lanjut, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan sistem pembayaran tol touchless ini tidak akan membebani pengguna maupun Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
“Dengan MLFF ini tidak ada beban bagi BPJT, tidak ada beban bagi konsumen. Hanya perubahan sistem dari tunai sekarang menjadi SLFF. Jadi tidak ada perubahan besaran tarif, tidak ada apa-apa,” ujarnya. .
Basuki menjelaskan, gardu tol di Indonesia awalnya menggunakan skema pembayaran tunai dan kemudian beralih ke non tunai dengan cara menyadap.
Kini pemerintah mengubah skema tersebut menjadi Single Lane Free Flow (SLFF), yang merupakan langkah menuju Multi Lane Free Flow (MLFF) yang tidak terhubung.
Mereka yang ingin menggunakan infrastruktur MLFF harus mendaftar melalui aplikasi untuk membayar jika tidak, mereka akan dikenakan pembatasan.
Namun penerapan MLFF tidak dilakukan secara bersamaan dan SLFF akan dilaksanakan terlebih dahulu. Proses MLFF disebut-sebut tidak bisa diselesaikan karena berbagai alasan.
Pada skema SLFF, setiap mobil yang melewati gerbang tol tetap dilindungi palang. Jika pembayaran terdeteksi, pintu akan terbuka secara otomatis. (BISA/FEA)
Tinggalkan Balasan