Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 25 Jul 2024

Basuki Bongkar Alasan Tol Tanpa Setop Jadi PSN Jokowi


					Basuki Bongkar Alasan Tol Tanpa Setop Jadi PSN Jokowi Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono membeberkan alasan Multi Line Free Flow Fare System (MLFF) menjadi proyek strategis nasional (NSP) di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Basuki membandingkan situasi Indonesia saat ini dengan negara lain. Menurutnya, tidak ada payment gateway alias hambatan.

Oleh karena itu, Menteri PUPR Basuki menegaskan penerapan MLFF penting. Meski demikian, kata dia, pemerintah dan pemangku kepentingan akan memulai dengan Single Free Flow (SLFF) namun masih menggunakan hambatan.

“Penerapan MLFF untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna jalan tol itu yang terpenting,” kata Basuki dalam jumpa media di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Selasa (28/5).

“Hal terpenting dalam implementasi MLFF adalah untuk pengguna, bukan entitas komersial atau pemerintah. Peningkatan layanan kami kepada pengguna itulah yang paling penting dalam program ini.”

Sementara itu, Presiden PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Attila Keszeg mengatakan penerapan pembayaran tol nontunai akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Roatex adalah organisasi operasional bisnis (BUP) dari sistem MLFF.

Sistem baru ini telah diuji coba sejak 12 Desember 2023 di Tol Mandara, Bali. Nantinya, MLFF akan diterapkan secara bertahap di sejumlah ruas tol mulai Oktober 2024.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi memasukkan proyek Multilateral Free Flow (MLFF) ke dalam Rencana Strategis Nasional (NSP).

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan proyek tol ini menelan biaya hingga Rp 4,49 triliun. Proyek ini dilaksanakan dalam kerangka rencana kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

Pria bernama Susi mengatakan proyek MLFF melibatkan berbagai kementerian/lembaga (M/L) sehingga perlu peraturan pemerintah untuk mengoordinasikannya. Maka diperlukan dukungan pemerintah sebagai jaminan masuk dan investasi badan usaha.

Susi, nama samarannya, membeberkan alasan masuknya proyek MLFF ke PSN. Menurut dia, karena program tersebut melibatkan kementerian/lembaga (K/L) yang berbeda, maka diperlukan peraturan pemerintah agar bisa koheren.

Oleh karena itu, program ini banyak proses koordinasinya dengan lembaga lain, karena sifatnya yang bebas, koordinasinya dengan lembaga keuangan, karena kalau pembayarannya koordinasi dengan OJK, BI, dan perbankan, jadi harus. multidisiplin. institusi”, jelasnya.

Alasan kedua, proyek ini memerlukan dukungan negara sebagai jaminan bagi badan usaha untuk masuk dan berinvestasi. Dalam hal ini, PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) berperan.

Misalnya saja soal penjaminan proses KPBU seperti PT PII, jelasnya.

(skt/pta)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kode Pamitan Sri Mulyani: I’m Gone

20 September 2024 - 14:14

Rupiah Tertekan ke Rp16.228 Pagi Ini Imbas Kondisi Politik AS

20 September 2024 - 04:15

Melihat Besaran Gaji PNS Kementerian Keuangan

19 September 2024 - 19:14

Trending di Ekonomi