Jakarta, jurnalpijar.com –
Pertamina Patra Niaga mewajibkan pembelian elpiji ukuran 3 kilogram (kg) dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) mulai 1 Juni.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan, kebijakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan ketepatan sasaran penyaluran LPG bersubsidi.
“Mulai 1 Juni, pembelian kg elpiji harus menggunakan KTP, sehingga seluruh instansi dan database akan mengumpulkan data konsumen yang melakukan pembelian dan menyimpannya dalam aplikasi bernama aplikasi niaga atau MAP.” Dengar pendapat tersebut di hadapan Komisi VII DPR, Selasa (2/8).
Hingga April 2024, sekitar 41,8 juta Nomor Induk Kependudukan (NIK) telah terdaftar untuk subsidi LPG, yang sebagian besar atau 35,9 juta NIK atau 86% adalah untuk keperluan rumah tangga di sektor pertanian, Riva melaporkan.
Disusul usaha mikro (NIK 5,8 juta), petani binaan (NIK 12,8 ribu), nelayan binaan (NIK 29,6 ribu), dan pedagang pengecer (NIK 70,3 ribu).
Ditambahkannya, berkat pendaftaran subsidi LPG yang benar, profil pembeli dapat dilihat, antara lain: berapa banyak LGP yang mereka beli per bulan. Rata-rata pembeli disebut membeli 1 hingga 5 tabung elpiji ukuran 3 kilogram per bulan.
Namun tersedia lebih dari 5 tabung untuk sektor yang sudah terdaftar sebagai pengecer, ujarnya.
Pendistribusian LPG 3 kg sebenarnya tidak tepat sasaran.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan masih banyak masyarakat kaya yang menikmati subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG.
Faktanya, jumlah masyarakat kaya yang menerima subsidi BBM lebih besar dibandingkan jumlah masyarakat miskin yang seharusnya menerima bantuan tersebut.
Nathan Kacaribu, Direktur Badan Kebijakan Fiskal Kementerian (BKF), mengatakan berdasarkan data yang dimilikinya, jumlah masyarakat miskin yang mendapat bantuan LPG 3 kilogram sebanyak 23,3%. tujuan yang diasumsikan.
57,9 persen pengguna LPG 3 kilogram (kg) adalah orang kaya. Demikian pula halnya dengan BBM bersubsidi. 60 persen dari jumlah yang disumbangkan diberikan kepada masyarakat kaya, dan masyarakat miskin hanya mendapat manfaat dari 40 persen dari jumlah yang disumbangkan.
Contoh terbaru permasalahan ini terjadi ketika artis Prilly Latuconsina kedapatan menggunakan elpiji 3 kg untuk memasak saat lebaran. Tindakan ini banyak dikritik oleh netizen.
Dalam unggahan Instagram, Prilly mengungkap asal usul tabung gas bersubsidi yang ia simpan di rumah dan digunakan untuk memasak jelang Idul Adha 2024.
Dalam unggahan Instagram, Prilly mengungkap asal usul tabung gas bersubsidi yang ia simpan di rumah dan digunakan untuk memasak jelang Idul Adha 2024.
Tanggapan tersebut muncul ketika netizen menuduhnya berusaha menyembunyikan tabung gas melon di balik tas belanja berwarna coklat.
“Saya tidak akan menyembunyikannya atau apa pun karena itu ada di belakang tas belanjaan. Jadi saya tidak mengeluh,” akunya.
Di akhir postingan, Prilly Latuconsina meminta maaf dan mengucapkan selamat Idul Adha 2024.
(tanggal lima belas/Agustus)
Tinggalkan Balasan