Jakarta, jurnalpijar.com –
Wakil Gubernur (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyambut baik delegasi dari berbagai negara di dunia yang mengikuti Crisis Management Conference (CMC) 2024.
Heru Budi dalam sambutannya juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Tokyo yang telah mengizinkan Jakarta menjadi tuan rumah konferensi tahun ini.
Merupakan suatu kehormatan dan kesempatan bagi Jakarta, khususnya dalam menyambut HUT Kota Jakarta ke-497, untuk berdiskusi dan berbagi keprihatinan mengenai empat penanganan permasalahan keuangan di kota tersebut, kata Heru, Rabu (29/5). .
Heru melanjutkan, perubahan iklim telah menjadi isu penting dan mendesak bagi dunia secara keseluruhan, termasuk Indonesia.
“Selain itu, Jakarta kini bertransformasi menjadi kota global yang berkelanjutan dan layak huni bagi 11 juta warga Jakarta dan warga global,” kata Heru.
Heru menjelaskan, letak geografis Kota Jakarta merupakan dataran rendah dan gunung tertinggi tujuh meter di atas permukaan laut dari 13 sungai yang melintasi pantai dan Laut Jawa.
Dan, pantai utara Jakarta bagian utaranya rendah sehingga rawan gelombang dan badai. Selain itu, letak Jakarta yang berada di Delta dan Cincin Api Pasifik meningkatkan risiko bencana alam, seperti banjir dan gempa bumi.
“Kami terus berupaya menjadikan ketahanan dan pengurangan bencana sebagai bagian dari rencana pembangunan negara, serta anggaran untuk rencana darurat,” kata Heru.
Hal ini, kata Heru Budi, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Provinsi DKI Jakarta 2023-2026 yang menekankan pada pencapaian pembaharuan kota.
Untuk mendukung upaya ini, Jakarta telah menerapkan rencana pembangunan berdampak rendah.
“Dalam pertemuan ini diharapkan apa yang dilakukan Jakarta dapat menjadi inspirasi bagi negara lain, dan Jakarta dapat belajar dari negara lain,” kata Heru.
“Jadi konferensi ini akan mendorong pertukaran praktik terbaik dan kerja sama antar komunitas dunia untuk tujuan menjadikan dunia tempat yang lebih baik untuk kita semua tinggali,” kata Heru.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Suhajar Diantoro mengatakan perubahan iklim bukan lagi sebuah ancaman, melainkan kenyataan.
Seperti hal-hal buruk yang terjadi pada dunia saat ini. Dimana banyak hal tak terduga terjadi. Misalnya peristiwa khusus seperti topan yang melanda Sumedang dan Bandung, serta banjir besar yang terjadi baru-baru ini di Uni Emirat Arab.
“Presiden berpesan agar kita mewaspadai ancaman perubahan iklim yang semakin meningkat di seluruh negara di dunia, misalnya suhu dunia mulai menghangat, iklim sedang panas, musim panas sedang panas terjadi di mana-mana. Bukan hanya di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Suhajar, untuk mengatasi situasi tersebut, salah satu caranya adalah dengan tegas mengembangkan ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan di masa depan. Untuk itu diperlukan peran serta seluruh pihak yang melakukan perubahan dari kegiatan dunia usaha menuju pembangunan yang berbasis pada kekayaan budaya dan kekayaan hijau.
Sekadar informasi, organisasi tersebut juga merupakan perwakilan Sistem dan Perencanaan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati; Presiden Jawa Barat, Bey Machmudin.
Kemudian, Wakil Gubernur Kota Bangkok, Tavida Kamolvej; Direktur Regional C40 untuk Asia Timur, Asia Tenggara dan Oseania, Milag San Jose-Ballesteros.
Disusul kemudian oleh Direktur, Departemen Kesiapsiagaan Darurat/Wakil Direktur, Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo, Koga Takashi, yang mewakili Sekretariat Network for Crisis Management (NCM).
Sekadar informasi, CMC 2024 merupakan konferensi manajemen krisis tahunan yang diselenggarakan oleh Network for Crisis Management (NCM).
Acara ini mengundang komunitas NCM dan pemantau lokal di Asia dan seluruh dunia untuk berdiskusi, berbagi praktik terbaik, dan menciptakan jaringan di bidang tanggap dan manajemen darurat.
Mengusung tema “Membuat Ketahanan Bencana di Kota Global”, konferensi ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan praktik terbaik, serta berkolaborasi untuk mendukung pembangunan komunitas berkelanjutan. (inci/inci)
Tinggalkan Balasan