Menu

Mode Gelap

Internasional · 25 Sep 2024

Respons Israel soal Hamas Ingin Gencatan Senjata


					Respons Israel soal Hamas Ingin Gencatan Senjata Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Para pejabat Israel buka mulut setelah pemimpin Hamas Yahya Sinwar mengatakan dia ingin menghentikan pertempuran di Jalur Gaza Palestina.

Ia membeberkan apa yang akan dilakukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait seruan gencatan senjata tersebut.

“Tidak ada yang tahu apa yang diinginkan Bibi [nama Netanyahu],” kata pejabat itu, seperti dikutip CNN, Minggu (9/11).

Sumber tersebut juga mengatakan bahwa para pejabat AS juga menjelaskan kepada rekan-rekan mereka di Israel bahwa sudah waktunya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Salah satu suara paling kuat di Israel, Forum untuk Sandera dan Keluarga Hilang, juga meminta Israel dan Hamas untuk menghentikan pertempuran.

“Perjanjian ini adalah satu-satunya cara untuk memulangkan semua sandera. Waktu hampir habis. Para sandera tidak punya apa-apa lagi. Perjanjian harus ditandatangani sekarang!”, kata pernyataan pemerintah.

Pada saat yang sama, sekutu Netanyahu telah menegaskan bahwa mereka tidak ingin Israel membuat kesepakatan dengan Hamas.

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyebut perjanjian gencatan senjata tersebut merupakan perjanjian sukarela.

“Saya meminta Perdana Menteri untuk tidak terjebak dalam perangkap ini dan tidak menerima perubahan, bahkan yang paling minimal sekalipun, dibandingkan dengan garis merah yang baru saja dia tetapkan, dan ini sangat sulit.” Smotrich berkata pada X.

Masa depan politik Netanyahu sangat bergantung pada mitra koalisinya. Beberapa di antaranya mengancam akan meninggalkan pemerintah dan menyebabkan kejatuhannya jika mereka menerima kesepakatan tersebut.

Al Jazeera melaporkan bahwa Hamas meminta mediator untuk menyajikan rencana berdasarkan negosiasi sebelumnya, sebuah ide yang disarankan oleh Amerika Serikat.

“[Kami menginginkan sebuah rencana] berdasarkan gencatan senjata [Presiden AS Joe] Biden pada 31 Mei, rencana yang dibuat oleh mediator pada 6 Mei dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2375,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan kepada Telegraph.

Selain itu, Hamas mengatakan usulan tersebut ditanggapi dengan permusuhan dan penolakan dari Israel.

Keinginan Hamas ditunjukkan ketika perundingan baru mengenai gencatan senjata dilakukan pada 15 Agustus. Mereka menolak gagasan tersebut dan mengirimkan pernyataan beberapa hari kemudian mengenai posisi Hamas.

Gencatan senjata yang diinginkan kelompok tersebut adalah keputusan Amerika.

Usulan tersebut antara lain pertukaran tahanan, pengusiran pasukan Israel dari Gaza dan rehabilitasi wilayah yang dihancurkan oleh pasukan Zionis.

Proposal tersebut juga mengatur pembentukan tiga tingkatan. Pertama, gencatan senjata akan berlangsung selama enam minggu dan akan diperpanjang hingga kesepakatan akhir tercapai.

Pada fase kedua, para pihak akan mempunyai waktu untuk bernegosiasi untuk mengakhiri pertempuran. Ketiga, mereka merencanakan rekonstruksi besar-besaran di Gaza dan mengembalikan semua sandera ke keluarga mereka.

Israel dan Hamas belum mencapai gencatan senjata dan perundingan seringkali terhenti. Seringkali topik yang paling sulit adalah pertukaran tahanan hingga berakhirnya permusuhan. (ini/rds)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Topan Shanshan Mendekat, Ribuan Warga Jepang Diminta Mengungsi

5 November 2024 - 16:15

Gadis 8 Tahun yang Hilang 19 Hari Ditemukan Tewas di Turki

4 November 2024 - 22:14

Zelensky Tiba di Singapura, Bersiap Pidato dalam Forum Keamanan

2 November 2024 - 16:14

Trending di Internasional