Jakarta, jurnalpijar.com —
Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto bermimpi meningkatkan perekonomian Indonesia lebih dari 8% dalam waktu tiga tahun setelah menjabat pada 20 Oktober.
Merujuk siaran YouTube Bloomberg Live pada Kamis (16/5), mimpinya diungkapkannya saat berpidato di Qatar Economic Forum. Prabhu sangat yakin bisa mewujudkan impian tersebut.
Saya yakin kita bisa dengan mudah mencapai (pertumbuhan ekonomi) 8% dan saya bertekad,” tegas Prabhu.
Menurut Prabowo, berbagai program yang dijalankan Presiden Joko Widodo (Joko Widodo) akan terus dijalankan di bawah pemerintahannya untuk mewujudkan impian tersebut. Program-program ini mencakup pengurangan pangan dan energi serta kemandirian.
Ia meyakini semua itu menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
“Dalam beberapa tahun pertama, kami akan fokus pada pertanian, pangan, produksi pangan, distribusi pangan, dan energi. Kami ingin cepat ramah lingkungan. Kami ingin memproduksi solar dari minyak sawit. Saya sopirnya,” dia menjelaskan.
Ia menambahkan, jika pemerintah berhasil mengimpor BBM, terutama dari sumber alam (SDA), maka anggaran akan lebih berhemat.
Oleh karena itu, tabungan tersebut akan digunakan untuk program lain guna merangsang perekonomian.
“Seperti yang Anda ketahui, kita mengimpor solar senilai $20 miliar setiap tahunnya, jadi bisa dibayangkan penghematan yang bisa dicapai dengan beralih ke biofuel,” tutupnya.
Ronnie P. Sasmita, analis senior Institut Aksi Strategis dan Ekonomi Indonesia (ISEAI), mengatakan mimpi Prabowo adalah hal yang wajar. Hal serupa juga diungkapkan oleh seluruh calon pemimpin nasional termasuk Joko Widodo.
Dia mengatakan kepada CNNIndonesia.com: “Tentunya bagus untuk memiliki visi seperti ini. Setidaknya dengan visi ekonomi ini, Prabowo memahami pentingnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang dapat membawa Indonesia keluar dari jebakan 5 persen dan jebakan pendapatan menengah.” ujarnya kepada CNNIndonesia.com. .
Tapi menurutnya mimpi ini terlalu pintar. Apalagi, kebijakan yang diambil Prabowo ke depan hanya akan melanjutkan kebijakan yang telah ditempuh Joko Widodo.
Sementara itu, Prabowo-Jibran sendiri belum memiliki program jelas untuk melakukan hal tersebut.
Ditambahkannya: “Sampai pemerintahan Prabhu Gibran melakukan perubahan mendasar dalam strategi pembangunan ekonomi negara, akan sangat sulit jika kita hanya menggunakan kisah keberlanjutan pemerintahan Jokowi, Prabhu sedang melamun.” . .
Pasalnya, Jokowi juga bermimpi dan berjanji akan meningkatkan perekonomian Indonesia hingga 7%. Namun, hal ini belum mendekati akhir masa pemerintahannya.
“Faktanya, strategi pembangunan Jokowi tidak pernah mencapai angka pertumbuhan 7% seperti yang dijanjikan Jokowi. Oleh karena itu, jika kita melanjutkan strategi ekonomi Jokowi, maka apa yang dicapai Jokowi akan tercapai oleh Prabowo, yaitu jebakan 5%.
Menurut Rooney, impian Prabhu sulit terwujud. Hal ini terutama mencerminkan kurangnya rencana kebijakan yang jelas dan tidak ambigu di masa depan yang dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi lebih dari 7%.
“Saya belum dengar. Strategi apa yang akan diterapkan oleh Prabowo? Semuanya masih kabur, seperti angka 7% yang dijanjikan Joko Widodo 10 tahun lalu,” jelasnya.
Namun Rooney memuji optimisme Prabowo yang mampu memimpin dan membimbing Indonesia mencapai pertumbuhan 5%. Ia berharap mimpi ini bisa menjadi awal yang baik, dan begitu ia menjabat, tim ekonominya bisa memikirkan strategi yang tepat untuk mewujudkannya.
“Setidaknya menurut saya, kepercayaan Prabhu ini adalah awal dari terbangunnya optimisme terhadap pemerintahannya ke depan. Saya hanya bisa melihatnya. Saya berharap kedepannya beliau akan menjelaskan dengan jelas dan komprehensif apa yang akan dilakukannya. Bagaimana cara mendapatkannya.” dia bersikeras.
Tinggalkan Balasan