Jakarta, jurnalpijar.com —
Ribuan penduduk Lebanon selatan melarikan diri setelah ratusan serangan udara Israel tanpa pandang bulu menghantam wilayah tersebut pada Senin (23 September).
Al Jazeera melaporkan bahwa ribuan warga berusaha melarikan diri dari serangan Israel, yang menyebabkan blokade total terhadap jalan utama menuju Beirut. Dari foto-foto yang diambil banyak media, terlihat ribuan orang berjalan beriringan, baik menggunakan sepeda motor, mobil, maupun berjalan kaki.
Hal ini terjadi tak lama setelah militer Israel meminta warga di perbatasan Lebanon-Israel untuk mengungsi karena militer akan menyerang gudang senjata kelompok milisi Hizbullah.
Pada hari Senin, Israel mengklaim telah menyerang lebih dari 1.300 situs yang terkait dengan situs senjata Hizbullah. Serangan tersebut dikatakan meluas ke Lembah Bekaa, yang terletak di sepanjang perbatasan timur Lebanon.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan Israel pada hari Senin menewaskan sedikitnya 492 orang dan melukai 1.645 orang.
Serangan ini terjadi sehari setelah Hizbullah menembakkan lebih dari 100 roket ke Israel utara, beberapa di antaranya mendarat di dekat kota Haifa.
Hizbullah menyerang Israel sebagai tanggapan atas serangan udara Zionis di luar Beirut pada tanggal 20 September yang menewaskan seorang komandan militer Hizbullah dan puluhan anggotanya.
Serangan Hizbullah juga merespons ledakan ribuan perangkat elektronik di berbagai lokasi di Lebanon yang menewaskan 39 orang dan melukai hampir 3.000 orang.
Menurut Hizbullah, ledakan gadget itu didalangi oleh Israel. Israel tidak membenarkan atau membantah ledakan tersebut. (membaca)
Tinggalkan Balasan