Jakarta, jurnalpijar.com —
Menurut studi terbaru yang dilakukan pemerintah daerah Jakarta, kendaraan berat, terutama truk dan sepeda motor, merupakan penyebab utama terjadinya berbagai jenis polutan udara.
Menurut studi yang dilakukan oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia melalui program USAID Clean Air Catalyst, truk berkontribusi paling besar terhadap emisi materi partikulat (PM 10, PM 2.5 dan karbon hitam), nitrogen oksida (NOx) dan sulfur. dioksida ( SO2). )
Sementara sepeda motor disebut-sebut menyumbang lebih banyak karbon monoksida (CO) dan senyawa organik volatil non-metana (NMVOCs).
Wakil Menteri Pembangunan dan Lingkungan Hidup Wilayah DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris mengatakan, hasil penelitian ini memberikan informasi dasar untuk memahami sumber-sumber pencemaran lingkungan di Jakarta dan diharapkan menjadi landasan bagi terciptanya kebijakan yang tepat sasaran dalam pengendalian pencemaran lingkungan.
“Dengan data ini, Jakarta sudah siap menghadapi tantangan masa depan terkait pencemaran udara,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (12/10), dikutip Antara.
Hasil penelitian lainnya menyebutkan bahwa penerapan standar bahan bakar (BBM) Euro 4 diperkirakan dapat mengurangi pencemaran lingkungan seperti PM 10 dan PM 2.5 hingga 70% pada tahun 2030.
Indonesia telah menerapkan standar mesin Euro 4 sejak tahun 2018 untuk kendaraan berbahan bakar bensin dan tahun 2022 untuk kendaraan diesel. Sedangkan sepeda motor tetap menggunakan standar Euro 3 sejak 2013.
Mengurangi polusi dikatakan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya mengurangi tingkat penyakit pernafasan dan jantung, yang seringkali lebih tinggi di daerah perkotaan.
Satya Utama, manajer program kualitas udara WRI Indonesia dan kepala proyek Katalis Udara Bersih, mengatakan laporan ini dapat membantu merancang kebijakan yang lebih luas untuk mengendalikan polusi udara.
“Data yang diperoleh dari studi ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai tantangan pencemaran udara di Jakarta, khususnya di sektor transportasi. Hal ini merupakan upaya kuat untuk mengurangi emisi, khususnya di sektor transportasi untuk kualitas udara yang lebih baik,” kata Satya.
(biaya)
Tinggalkan Balasan