Jakarta, jurnalpijar.com —
Dinas Perhubungan Kota Bogor (DISHAB) akan mengevaluasi pengoperasian angkutan umum listrik yang sedang berjalan di Bogor, Jawa Barat mulai 4 April 2024. Setidaknya ada dua hal yang perlu dikhawatirkan, yakni seringnya pintu tidak berfungsi dan warga mengeluh AC kurang dingin di siang hari.
Marce Hendra Saputra, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, mengatakan penilaian secara keseluruhan meliputi jumlah penumpang, unit angkutan umum listrik, kenyamanan dan perlengkapan yang tersedia.
“Kita lihat hasil asesmennya minggu depan, dengan harapan bisa mengubah hasil jumlah penumpang angkutan umum listrik itu sendiri,” dilansir Antara di Mars, Sabtu (4/5) di Bogor.
Angkutan umum listrik ini menggunakan sistem pembayaran nontunai dan awalnya hanya bisa menggunakan Kartu Uang Elektronik Brizi Bank BRI.
Menurut Mangal, pembatasan ini memang mengurangi jumlah penumpang, namun jika jumlah jenis kartu ditambah, maka peningkatannya akan terasa meski hanya sedikit.
“(Jumlah penumpang) bertambah, tapi belum signifikan. Kita berharap sistem pembayaran non-tunai segera selesai,” ujarnya.
Dari segi kenyamanan, Mars mengungkapkan, ada dua hal yang menjadi fokus: pintu dan AC.
“Pintunya banyak kesalahan karena berkali-kali dibuka dan ditutup, itu bagian dari penilaian,” jelasnya.
Sedangkan untuk AC, banyak unit yang tidak terasa dingin di siang hari.
“Kami menyampaikan kepada operator dan pemilik unit bahwa kami dapat meningkatkan kinerja dan kualitas AC pada kendaraan,” kata Mars.
Lima angkutan umum listrik telah diuji coba di Bogor sejak 4 April 2024. Angkutan umum ini bernama Alibo atau dikenal juga dengan Angkutan Umum Listrik Kota Bogor.
Lima unit yang menggunakan pangkalan DFSK Gelora E sudah beroperasi di jalur Sidangyang-Surykenkana dan rencananya akan diuji coba selama tiga bulan. Alibo berhenti hanya di lokasi yang ditentukan dan dilengkapi dengan CCTV dan GPS. (biaya/biaya)
Tinggalkan Balasan