Jakarta jurnalpijar.com —
Minggu lalu ‘panas’ ini masih dijual dengan harga $65.000 per kilogram. Namun harga cabai bubuk naik menjadi $77.000 per kilogram pada Selasa (30/7).
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga cabai bubuk di pasaran pada pekan lalu sebesar Rp 65.500 per kilogram, kemudian secara bertahap naik menjadi Rp 68.300 per kilogram pada pekan ini.
Harga cabai rawit hijau sekaligus naik dari Rp56.100 menjadi Rp57.650 per kilogram. Harga cabai merah naik dari Rp73.550 menjadi Rp77.300.000 per kilogram.
Setelah harga cabai bubuk naik Badan Pangan Nasional (BAPANAS) telah menghimbau masyarakat untuk memproduksi sendiri bubuk cabai secara lokal.
Sekjen Bapanas Sarwo Eddy awalnya mengatakan harga cabai merah bubuk terus meningkat seiring penurunan produksi. Salah satu alasannya adalah cuaca.
“Tidak ada produksi. Dan salah satu penyebabnya adalah cuaca,” ujarnya di Hotel Sultan. Jantung kota Jakarta Senin (29/7) menurut laporan Ditik Finance.
Oleh karena itu, ia menjelaskan, pihaknya berupaya mencari solusi berbeda. Salah satunya dengan mendorong masyarakat menanam cabai untuk digunakan di rumah.
“Solusinya adalah dengan menanam Oleh karena itu saya mendorong para petani untuk menanam benih cabai dan membagikannya kepada masyarakat. Menanamnya di balkon dan halaman belakang tidaklah sulit,” ujarnya.
Solusi lainnya adalah dengan membangun rumah kaca atau rumah kaca. Cara ini dinilai sebagai solusi jangka panjang karena produk cabai bisa dipanen tanpa memandang musim.
“Ini salah satu solusinya. Itu sebabnya ini adalah rumah filter. Supaya panen (Chili) tidak memakan waktu lama,” imbuh Eddie.
(FB/PTA)
Tinggalkan Balasan