Jakarta, jurnalpijar.com —
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menanggapi janji Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, terkait target Indonesia bisa memproduksi biodiesel berbahan dasar 100 persen minyak sawit atau B100.
Arifin mengatakan perlu dilakukan lebih banyak penelitian dan demonstrasi ilmiah sebelum melaksanakan rencana tersebut. Menurutnya, saat ini Indonesia baru bisa mengembangkan campuran minyak nabati sawit dengan solar 35 persen.
“Kita harus meneliti dari laboratorium lalu membuktikannya,” kata Arifin, Kamis (16/5) di Kantor Kepresidenan Jakarta.
“Kita baru datang dari B30, B35, sekarang kita menuju B40,” imbuhnya.
Di sisi lain, Arifin juga sepakat bahwa Indonesia harus mandiri energi atau memanfaatkan seluruh sumber daya alam yang melimpah di Indonesia dengan baik dan bijaksana, serta menjamin kebutuhan energi.
Saat ini, menurut dia, Kementerian ESDM juga siap meluncurkan biodiesel B40. Namun masih menunggu kesiapan Kementerian/Lembaga terkait lainnya.
“Mudah-mudahan tahun depan bisa menuju B40,” kata Arifin.
Saat terpilih menjadi presiden, Prabowo Subianto berjanji akan memimpin Indonesia menuju swasembada energi. Ia yakin Indonesia bisa mewujudkan hal tersebut, salah satunya melalui produksi biodiesel B100.
Prabowo mengatakan bahwa dengan memproduksi B35, Indonesia dapat menghemat anggaran impor bahan bakar sebesar $10 miliar per tahun. Dengan produksi B100, penghematan anggaran bisa mencapai $25 miliar per tahun, katanya.
Sekali lagi, dia berjanji akan menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM). Menurut dia, upaya tersebut akan dilakukan dengan mendorong swasembada energi di dalam negeri dengan memproduksi bahan bakar dari bahan baku biofuel.
Prabowo mengatakan nantinya kebutuhan solar bisa dipenuhi dari minyak sawit. Lalu konon bensinnya bisa didapat dari 100 persen tebu.
(Akhir/Agustus)
Tinggalkan Balasan