Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 21 Mei 2024

Tesla PHK Karyawan Lagi, 601 Karyawan Terdampak


					Tesla PHK Karyawan Lagi, 601 Karyawan Terdampak Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com.

Perusahaan mobil dan penyimpanan energi Amerika (AS), Tesla, kembali melakukan PHK terhadap karyawannya (PHK). PHK kali ini berdampak pada 601 karyawan di California.

PHK tersebut menambah daftar panjang PHK yang dilakukan perseroan selama sebulan terakhir. Alasannya sama: penurunan penjualan dan persaingan harga di pasar.

Menurut laporan Reuters yang diterbitkan pada Rabu (15 Mei), rencana PHK terbaru akan merinci karyawan di pabrik Tesla di Palo Alto dan Fremont, California. Pembatalan akan dimulai dalam waktu 14 hari, mulai tanggal 20 Juni 2020.

Tesla memang aktif mengoptimalkan struktur karyawannya di perusahaan. Pada pertengahan April, CEO Tesla Elon Musk mengatakan perusahaannya akan memberhentikan lebih dari 10 persen tenaga kerjanya di seluruh dunia.

Total karyawan Tesla akan mencapai 140 ribu orang pada akhir tahun 2023.

Sebelum PHK di California, Tesla memperingatkan akan memberhentikan pekerja di divisi perangkat lunak, layanan, dan tekniknya.

Ini bukan pertama kalinya Tesla dipecat. Bulan lalu, Tesla mengumumkan rencana untuk memberhentikan lebih dari 6.700 karyawan di pabriknya di Texas, Nevada, New York dan California.

Berkat kebijakan ini, Elon Musk dan kawan-kawan memecat lebih dari 35 ribu pekerja selama tahun ini, termasuk pejabat tinggi seperti Drew Baglino dan Rohan Patel di departemen eksekutif, direktur senior penanggung jawab Tesla Rebecca Tinucci dan manajer program pengembangan Tesla Daniel . Ho.

Emiten ( TSLA.O ) bulan lalu memperkirakan akan mengeluarkan lebih dari $350 juta atau sekitar 5,6 triliun rupiah (dengan kurs 16.052 rupiah terhadap dolar AS) untuk membayar pesangon akibat serangkaian PHK massal. hingga kuartal kedua.

Mereka saat ini menghadapi berbagai situasi buruk seperti penurunan penjualan dan perang harga yang intens akibat lambatnya adopsi kendaraan listrik di dunia.

Kenaikan suku bunga global diketahui menjadi salah satu alasan lambatnya transisi ke kendaraan listrik (EV) secara umum.

Beberapa analis mengatakan Tesla ingin fokus pada transportasi otonom, seperti perangkat lunak untuk kendaraan otonom, layanan robotaxi, dan robot humanoid (robot yang meniru perilaku manusia).

(Maret/Agustus)

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kode Pamitan Sri Mulyani: I’m Gone

20 September 2024 - 14:14

Rupiah Tertekan ke Rp16.228 Pagi Ini Imbas Kondisi Politik AS

20 September 2024 - 04:15

Melihat Besaran Gaji PNS Kementerian Keuangan

19 September 2024 - 19:14

Trending di Ekonomi