Bali, jurnalpijar.com —
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membantah anggapan asing yang menyebut Indonesia tidak peduli lingkungan.
Menurut Luhut, hal itu dibuktikan pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Bali dan dibuka dengan upacara Segara Kerthi pada Sabtu (18/5). Upacara yang digelar di kawasan Bali Kura Kura, Denpasar, merupakan jawaban atas pandangan tersebut.
Luhut mengatakan, pembukaan World Water Forum ke-10 dengan upacara Segara Kerthi penting agar berbagai pihak yang mengikuti acara tersebut dapat memahami budaya Indonesia, khususnya Bali.
“Beberapa orang asing menganggap kami tidak peduli terhadap lingkungan,” kata Luhut, Sabtu (18/5).
“Ketika Anda menghadiri upacara ini, Anda akan melihat betapa kami peduli terhadap lingkungan, betapa kami peduli terhadap perubahan iklim, Anda akan melihat betapa kami menghormati alam, kami juga menghormati hewan,” imbuhnya.
Luhut mengatakan pihaknya ingin menunjukkannya bukan hanya dengan kata-kata, tapi juga dengan ritual ini.
Segara Kerthi merupakan ritual yang melambangkan rasa syukur dan menjaga keharmonisan alam dengan menjernihkan air di sumber air.
Ritual ini merupakan bagian dari acara Bali Bagus yang bertemakan ‘Peduli Air untuk Melindungi Sarwa Prani’ atau merawat air, merawat alam semesta termasuk flora dan fauna.
Upacara Segara Kerthi dilakukan untuk memohon berkah agar laut menjadi suci dan bersih. Dalam rangka WWF ke-10, seremoni ini juga dilaksanakan, agar International Water Forum yang diselenggarakan pada 18-25 Mei 2024 dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
Ritual upacara Segara Kerthi pada pembukaan Forum Air Dunia ke-10 diawali dengan penampilan serangkaian tarian sakral sebagai sarana persembahan. Tarian tersebut adalah Topeng Panasar, Sang Hyang Jaran, Sang Hyang Dedari, Baris Cerkuak, Rejang Putri Maya dan Tari Topeng Sidikarya.
Kemudian dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh pendeta dan seluruh umat Hindu yang hadir.
Prosesi kemudian diakhiri dengan pelepasan satwa ke alam bebas. Hewan-hewan tersebut antara lain 1.000 anak, 1.000 burung, dan 5 penyu.
(lom/dmi)
Tinggalkan Balasan