Jakarta, jurnalpijar.com —
Kontroversi program tabungan perumahan rakyat (Tapera) di Indonesia juga menarik perhatian media internasional.
Sementara itu, Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto juga menyinggung persaingan Tiongkok dan AS di kancah global.
Berikut rekap kilas internasional Selasa (4/6). Media asing menyoroti program Tapera yang dikuasai PP Jokowi
Kebijakan program Tapera yang akan menurunkan upah pekerja di Indonesia menarik perhatian media asing.
Media Singapura Channel News Asia dan media AS Bloomberg menarik perhatian pada topik hangat ini.
Mereka menerbitkan laporan berjudul “Peraturan Tapera dapat dikritik karena memerlukan partisipasi pekerja, termasuk pekerja asing.”
Sementara itu, Bloomberg menerbitkan laporan bertajuk “Pengusaha Indonesia ingin Tapera ditinjau ulang” pada 31 Mei. Korea Selatan membatalkan perjanjian militer dengan Korea Utara setelah mengirimkan balon tinja
Korea Selatan akan menangguhkan gencatan senjata militer dengan Korea Utara yang ditandatangani pada tahun 2018 setelah Pyongyang mengirimkan ratusan balon berisi sampah dan kotoran ke perbatasan.
Menyusul insiden balon berisi kotoran tersebut, AFP melaporkan bahwa Dewan Keamanan Nasional (NSC) akan meminta kabinet untuk menangguhkan seluruh bagian perjanjian militer “sampai rasa saling percaya antara kedua Korea pulih.”
Pekan lalu, Pyongyang mengirimkan lebih dari 700 balon berisi sampah, termasuk puntung rokok dan kotoran, ke Korea Selatan sebagai pembalasan atas selebaran propaganda anti-pemerintah yang didistribusikan oleh para aktivis di Korea Selatan. Prabowo membuat keributan antara AS dan Tiongkok
Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto menyinggung rivalitas AS dan China dalam perang global.
“Kami menyerukan kepada para pemimpin besar negara-negara besar Tiongkok, serta para pemimpin besar negara-negara besar Amerika Serikat dan sekutunya, untuk mengambil peran serius dalam kepemimpinan mereka, karena ini adalah negara global,” kata Prabowo. . .
Prabowo mengatakan, untuk mencapai perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan, yang terpenting adalah kerja sama dan kerja sama yang sejalan dengan kepentingan nasional negara lain. (tim/DNA)
Tinggalkan Balasan