Jakarta, jurnalpijar.com –
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengirimkan surat kepada Donald Trump, calon presiden AS dari Partai Republik.
Trump merilis surat tersebut jelang pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di AS (26/7). Surat kabar Times of Israel menerima surat tersebut pada 14 Juli.
Dalam surat tersebut, Abbas mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas pemberitaan upaya pembunuhan terhadap Trump pada 13 Juli di Pennsylvania.
Dia menekankan bahwa “kekuatan dan hukum tidak boleh ada di dunia”.
Abbas mengatakan dalam suratnya, “Toleransi terhadap orang lain dan rasa hormat terhadap kehidupan manusia harus menjadi prioritas. Tindakan pembunuhan yang mengerikan atau pembunuhan yang berhasil merupakan kelemahan terkait pemahaman manusia mengenai langkah damai untuk menyelesaikan konflik.”
Ia juga mengatakan bahwa perselisihan apa pun harus diselesaikan melalui komunikasi yang melindungi kebebasan berekspresi. Selain itu, Abbas menyampaikan simpati yang mendalam kepada keluarga korban tewas dan terluka dalam kejadian ini.
“Pikiran kami tertuju kepada keluarga mereka yang kehilangan nyawa dan terluka,” kata Abbas.
Menanggapi surat Abbas, Trump pun mengucapkan terima kasih.
“Terima kasih, Mahmoud, atas kebaikannya. Semuanya akan baik-baik saja,” kata Trump dalam catatan tulisan tangan di akhir surat Abbas.
Tampaknya ini adalah pertama kalinya Abbas menghubungi Trump, yang pemerintahannya memutuskan hubungan dengan Otoritas Palestina setelah Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada tahun 2017.
Trump merupakan politisi yang sangat vokal dalam mendukung Israel. Faktanya, dia mendukung Israel di hampir setiap kampanye.
Dalam pidatonya di Konvensi Nasional Partai Republik pekan lalu, mantan presiden AS tersebut memperingatkan bahwa negara-negara yang menahan tahanan AS akan menanggung “harga yang mahal” jika mereka tidak segera dibebaskan.
Dia tidak merinci tahanan mana yang dimaksud. Namun, kelompok bersenjata Palestina Hamas saat ini menjadi salah satu pihak yang menahan warga Amerika di Gaza pasca perang dengan Israel.
Lima tahanan Amerika Hamas diyakini telah ditahan di Gaza sejak serangan 7 Oktober.
Trump juga berulang kali mengatakan bahwa serangan Hamas pada 7 Oktober tidak akan terjadi jika dia menjadi presiden.
(blq/dna)
Tinggalkan Balasan